> >

Partai Erdogan Terbelah Jelang Putaran Kedua Pemilu Turki, Ini Penyebabnya

Kompas dunia | 26 Mei 2023, 13:50 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) bersama istrinya, Emine, melambaikan tangan ke arah para pendukungnya di kantor pusat partai AKP di Ankara, Turki, Senin dini hari, 15 Mei 2023. Turki menggelar pemilihan presiden dan anggota parlemen pada Minggu, 14 Mei 2023. (Sumber: AP Photo/Ali Unal)

ANKARA, KOMPAS.TV - Partai Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Partai AK, dilaporkan terbelah jelang putaran kedua Pemilu Turki.

Mereka dilaporkan tak mencapai kesepakatan terkait rencana program pemulihan ekonomi pemerintahan Erdogan.

Hal itu terkait apakah pemerintahan Erdogan tetap berpegang pada rencana yang disebut sebagian orang sebagai program ekonomi tak berkelanjutan, atau memilih meninggalkannya.

Dikutip dari The New Arab, Kamis (25/5/2023), berdasarkan pengakuan 9 sumber, baik pejabat pemerintah atau yang mengetahui langsung masalah ini, mengungkapkan kelompok informal dari anggota partai bertemu pada beberapa pekan terakhir.

Baca Juga: Erdogan: Turki akan Jawab Kampanye Hitam Media Barat dalam Pemilihan Presiden Putaran Kedua 28 Mei

Mereka dilaporkan mendiskusikan kemungkinan mengadopsi kebijakan baru kenaikan suku bunga bertahap dan program pinjaman yang ditargetkan.

Berdasarkan empat sumber yang meminta anonimitas, Erdogan tak terlibat langsung dalam pembicaraan tersebut.

Namun, beberapa anggota Partai AK yang berada di luar pemerintahan tetapi memegang posisi senior di masa lalu, ikut hadir dalam pembicaraan itu.

Tetapi di sisi lain, ada juga pejabat dan anggota kabinet dari Partai AK yang secara terbuka menyatakan bahwa mereka ingin tetap mengikuti program saat ini.

Hal itu untuk meningkatkan ekspor dan pertumbuhan ekonomi melalui penurunan suku bunga dan pasar valas, kredit, dan utang yang dikelola dengan ketat.

Mengingat Erdogan memimpin setelah pemungutan suara awal, banyak yang dipertaruhkan untuk ekonomi pasar berkembang utama, yang sebelumnya telah dicengkeram krisis biaya hidup dan serangkaian kejatuhan mata utang.

Dengan jatuhnya cadangan devisa, beberapa analis mengatakan Turki dapat menghadapi kehancuran ekonomi lainnya segera setelah tahun ini.

Keadaan itu akan membuat inflasi melonjak lagi dan membebani neraca pembayaran, kecuali jika pemerintah mengubah arah.

“Mereka sedang mempelajari model ekonomi baru, karena model yang ada tak dapat dipertahankan,” ujar seorang pejabat senior yang dekat dengan masalah itu mengungkapkan tentang pertemuan tersebut.

“Pada dasarnya, itu akan secara bertahap menaikkan suku bunga dan mengakhiri struktur penggunaan beberapa suku bunga,” tambahnya.

Pejabat itu mengatakan, kelompok tersebut belum mempresentasikan rencana keseluruhan terhadap Erdogan.

Kantor Erdogan belum memberikan komentar terkait kabar perpecahan tersebut.

Baca Juga: Panas, China Hadapi Israel Desak Hentikan Provokasi dan Perambahan Tanah Palestina

Erdogan sendiri sempat mengatakan pada kampanyenya bahwa suku bunga akan turun selama dia berkuasa, dan inflasi akan dikendalikan.

Erdogan memimpin dalam putaran pertama pemilu Turki dengan raihan mencapai 49,5 persen suara.

Sedangkan rival terdekat Erdogan, Kemal Kiricdaloglu memiliki 44,9 persen.

Putaran kedua pemilu Turki akan dilakukan pada Minggu (28/5/2023), yang akan diikuti keduanya, karena tak ada yang mencapai suara mayoritas 50 persen.

 

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The New Arab


TERBARU