Yudas Jadi Sebutan Warga Korea Utara untuk Informan Pemerintah yang Khianati Orang Terdekatnya
Kompas dunia | 22 Mei 2023, 16:15 WIBTetapi hal itu rupanya bukan istilah baru bagi umat Kristen bawah tanah di Korea Utara, yang selalu menjadi sasaran persekusi.
Apalagi ternyata Kristen memiliki akar di Korea Utara.
Selama beberapa abad Pyongyang menjadi salah satu pilar Kristenisasi di Korea, dan bahkan disebut sebagai Yerusalem di Timur.
Tetapi ketika Jepang menjajah Korea pada 1905, semua itu berubah dan Shinto menjadi agama negara, dan membuat para penganut Kristen menjalankan agamanya secara sembunyi-sembunyi.
Setelah Perang Dunia II, dan Jepang berhasil diusir, Korea Utara menjadi negara sosialis yang malarang agama.
Fakta bahwa masih ada warga Korea Utara, menggunakan istilah Yudas, menunjukkan bahwa agama Kristen di sana masih ada meski tekanan dari pemerintah sangat besar.
Baca Juga: Gegara Curi Bensin, Pelajar SMP di Korea Utara Dipukuli Tentara hingga Tewas
“Orang yang kekurangan loyalitas atau menusuk teman dari belakang disumpahi sebagai Yudas,” ujar seorang pria di Pyongsung, Pyongan Selatan.
“Propagandis lima rumah tangga, yang melaporkan pergerakan orang dan bahkan kata-kata sepele kepada polisi, juga disebut Yudas oleh rekan-rekannya,” tambahnya.
Pengawasan lima rumah tangga adalah sistem pengawasan yang canggih, di mana informan bayaran, yang disebut propagandis ditugaskan memantau lima rumah tangga di lingkungan mereka.
Propagandis lima rumah tangga adalah partai yang antusias dipilih dari pabrik dan sekolah karena menunjukkan sifat kesetiaan.
Penulis : Haryo Jati Editor : Fadhilah
Sumber : Radio Free Asia