> >

Semakin Panas, Erdogan dan Kilicdaroglu Saling Klaim Bakal Menang di Pemilu Turki

Kompas dunia | 15 Mei 2023, 13:11 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan pendukungnya di Istanbul, Minggu (14/5/2023). (Sumber: DHA via AP)

ANKARA, KOMPAS.TV - Pemilu Turki kian panas setelah Presiden petahana Recep Tayyip Erdogan dan rivalnya Kilicdaroglu saling klaim bakal menang.

Pemilihan Presiden Turki telah dilakukan Minggu (14/5/2023).

Namun, diyakini pemilihan tersebut tak akan berakhir hanya dalam satu putaran.

Berdasarkan penghitungan sementara yang dikeluarkan Anadolu, berdasarkan proyeksi 97,95 persen suara yang dihitung, Erdogan memiliki 49,34 persen.

Baca Juga: Pemilu Turki Berlanjut ke Putaran Kedua, Sisakan Erdogan dan Kilicdaroglu untuk Bersaing

Sedangkan Kilicdaroglu dilaporkan mendapatkan suara 44,99 persen.

Erdogan berbicara di hadapan kerumunan besar di depan markas AKP di Ankara, Senin (15/5/2023) pagi, mengungkapkan keyakinannya bakal menang dalam pemilu.

“Kami tahu kami memimpin di pemilu, namun kami menunggu manifestasi dari keinginan nasional, karena hasilnya saat ini belum diresmikan,” kata Erdogan dikutip dari Financial Times.

Sementara itu, Kilicdaroglu juga mengungkapkan keyakinannya bersama pemimpin koalisis oposisi lainnya.

Ia mengatakan Erdogan tak mendapatkan hasil yang diharapkannya meski telah melontarkan fitnah dan hinaannya.

“Data itu akan terus mengalir, dan pemilihan akan berlanjut ke putaran kedua. Kami jelas akan menang,” katanya.

Sementara itu pemilu untuk parlemen, kolisi parlemen Erdogan, yang didalamnya termasuk AKP dan Partai Pergerakan Nasionalis berhasil mempertahankan mayoritasnya.

Baca Juga: Ukraina Dapat Bantuan Pertahanan Besar dari Jerman, Zelenskyy Akui Tengah Siapkan Serangan Balik

Koalisi itu telah merebut 323 dari 600 kursi, berdasarkan 96 persen kotak suara yang dibuka berdasarkan laporan yang dikeluarkan Anadolu.

Sementara itu, aliansi oposisi mendapatkan 211 kursi.

Yang membuat tensi pemilu tambah panas, aliansi pendukung Kilicdaroglui keberatan dengan data yang diberikan Anadolu.

Mereka berargumen bahwa penghitungan tersebut mengecualikan daerah-daerah di mana oposisi telah bekerja dengan baik, dan mengeklaim AKP memperlambat proses penghitungan dengan mengajukan keberatan di kubu oposisi.

Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya

Sumber : Financial Times


TERBARU