Mahkamah Agung Pakistan Perintahkan Pembebasan eks-PM Imran Khan, Putuskan Penangkapannya Tidak Sah
Kompas dunia | 12 Mei 2023, 02:05 WIBISLAMABAD, KOMPAS.TV - Mahkamah Agung Pakistan memerintahkan badan antirasuah untuk membebaskan mantan PM Imran Khan dari tahanannya.
Penangkapan Khan pada hari Selasa lalu atas kasus penipuan lahan, memicu protes mematikan dan meluas di seluruh Pakistan, sehingga pemerintah memanggil tentara untuk membantu mengembalikan ketertiban.
"Penangkapan atas Anda tidak sah, jadi seluruh proses harus mundur," kata hakim tertinggi Pakistan, Umar Ata Bandial, kepada Khan, yang dihadirkan di hadapan pengadilan yang telah mendengar banding atas penangkapannya, seperti laporan stasiun televisi Geo TV, yang dikutip Straits Times, Kamis (11/5/2023).
Hingga saat ini hampir 2.000 orang ditangkap dan setidaknya lima orang tewas setelah pendukung Khan bentrok dengan polisi, menyerang lembaga militer, dan membakar bangunan dan aset negara lainnya, sehingga pemerintah memanggil tentara untuk membantu mengembalikan ketertiban.
Khan yang berusia 70 tahun, seorang pahlawan kriket yang beralih menjadi politikus, digulingkan dari kursi perdana menteri pada April 2022 dalam mosi tidak percaya di parlemen, tetapi tetap menjadi pemimpin paling populer Pakistan menurut jajak pendapat.
Kekerasan yang dipicu oleh penangkapannya memperburuk ketidakstabilan di negara yang punya 220 juta penduduk dan sedang berjuang dengan krisis ekonomi yang parah.
Krisis tersebut menghilangkan harapan akan segera dilanjutkannya program bantuan dana dari Dana Moneter Internasional.
Baca Juga: Bentrok Penangkapan Mantan PM Pakistan Imran Khan, 6 Orang Tewas!
Tensi tetap tinggi hari Kamis dengan pasukan dan polisi di jalan-jalan di kota-kota besar.
Di kota timur Lahore, kota kelahiran Khan, di mana para demonstran merusak rumah seorang jenderal senior pada hari Selasa, pasukan melakukan parade bendera.
Di ibu kota Islamabad, rekaman yang dibagikan oleh pejabat kepolisian menunjukkan jeep militer dilengkapi senjata yang berbaris di sisi jalan dan tentara yang memegang senapan serbu.
Layanan data seluler tetap ditangguhkan dan sekolah-sekolah serta kantor-kantor ditutup di dua dari empat provinsi Pakistan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times