> >

Lahir di Inggris, Bayi-Bayi Pertama yang Punya DNA dari 3 Orang untuk Cegah Penyakit Genetik Langka

Kompas dunia | 11 Mei 2023, 02:05 WIB
Peneliti sedang bekerja menggunakan cawan petri di klinik kesuburan Inggris. Badan yang mengelola kesuburan warga di Inggris memastikan adanya kelahiran bayi-bayi pertama yang memiliki DNA dari tiga orang. Hal ini dilakukan untuk mencegah anak-anak mewarisi penyakit genetik langka. (Sumber: AP Photo)

Banyak kritikus menentang teknik reproduksi buatan ini dan berpendapat bahwa ada cara lain bagi orang tua untuk mencegah penularan penyakit kepada anak-anak mereka, seperti sumbangan telur atau tes skrining. Mereka juga mengatakan bahwa metode ini masih bersifat eksperimental dan belum terbukti aman.

Beberapa orang memperingatkan bahwa memodifikasi kode genetik seperti ini bisa membuka jalan bagi pembuatan bayi-bayi yang dirancang oleh orang tua untuk memiliki sifat-sifat tertentu, seperti kecerdasan, kekuatan, atau kecantikan yang lebih tinggi.

Robin Lovell-Badge, seorang ahli sel punca di Francis Crick Institute, sebuah pusat penelitian biomedis di London, mengatakan akan sangat penting untuk memantau perkembangan masa depan bayi-bayi ini.

"Menjadi hal yang menarik untuk mengetahui seberapa baik teknik donasi mitokondria bekerja pada tingkat praktis, apakah bayi-bayi ini bebas dari penyakit mitokondria dan apakah ada risiko mereka mengembangkan masalah di kemudian hari," katanya dalam sebuah pernyataan.

Ilmuwan di Eropa menerbitkan penelitian awal tahun ini yang menunjukkan dalam beberapa kasus, sejumlah kecil mitokondria abnormal yang tak terhindarkan dari telur ibu ke telur donor dapat mereproduksi ketika bayi berada di dalam rahim, yang pada akhirnya bisa mengarah pada penyakit genetik.

Lovell-Badge mengatakan alasan untuk masalah semacam itu belum dipahami dan bahwa para peneliti harus mengembangkan metode lain untuk mengurangi risiko.

Dokter di AS mengumumkan kelahiran bayi pertama di dunia menggunakan teknik donasi mitokondria pada tahun 2016, setelah perawatan dilakukan di Meksiko.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU