Kelompok HAM Tuduh Junta Militer Myanmar Gunakan Bom Termobarik yang Tewaskan 170 Warga Sipil
Kompas dunia | 10 Mei 2023, 04:30 WIBMiliter Myanmar mengakui serangan itu tetapi membela tindakannya, menuduh pasukan anti-pemerintah di daerah itu melakukan kampanye kekerasan teror. Dikatakan Pasukan Pertahanan Rakyat, sayap bersenjata dari Pemerintah Persatuan Nasional, meneror penduduk untuk mendukung mereka, membunuh biksu, guru, dan lainnya.
Juru bicara pemerintah militer, Mayjen Zaw Min Tun, mengatakan kepada televisi pemerintah MRTV ada bukti serangan tersebut memicu ledakan sekunder bahan peledak yang disembunyikan oleh Pasukan Pertahanan Rakyat di sekitar lokasi.
Human Rights Watch mengatakan, menurut seorang saksi, pasukan pemberontak menyimpan barang, dana, obat-obatan dan juga amunisi di gedung tersebut, “Kehadiran kombatan oposisi dan amunisi akan menjadikan bangunan itu sasaran militer yang sah untuk diserang,” kata Human Rights Watch.
“Meski begitu, penggunaan bom sejenis termobarik untuk serangan tidak pandang bulu di daerah sipil yang padat tidak dapat meminimalkan hilangnya nyawa warga sipil. Selain itu, serangan awal dan serangan berikutnya terhadap ratusan warga sipil yang melarikan diri hampir pasti merupakan serangan yang tidak proporsional dan melanggar hukum, dan mungkin merupakan serangan yang disengaja terhadap warga sipil.”
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press