> >

Presiden Jokowi Sebut Penyerahan Bantuan Kemanusiaan untuk Myanmar Diwarnai Baku Tembak

Kompas dunia | 8 Mei 2023, 17:46 WIB
Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia (RI) Retno Marsudi (kiri), Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah), dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dalam konferensi pers di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (8/5/2023). (Sumber: Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden/Nadia Intan F.)

MANGGARAI BARAT, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut penyerahan bantuan kemanusiaan dari ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance (AHA Center) untuk warga yang menjadi korban konflik di Myanmar, diwarnai baku tembak.

"Kemarin, AHA Center didampingi tim monitoring ASEAN akan menyerahkan bantuan kemanusiaan, tapi sangat disayangkan, di tengah perjalanan terjadi baku tembak-menembak," kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (8/5/2023).

Ia menegaskan, peristiwa tersebut tak akan menyurutkan tekad Indonesia dan ASEAN untuk menyerukan perdamaian.

"Yang ingin saya tegaskan bahwa hal ini tidak akan menyurutkan tekad ASEAN dan Indonesia untuk menyerukan kembali hentikan kekerasan, stop using force, stop violence," tegas Jokowi.

"Karena rakyat yang akan menjadi korban, karena kondisi ini tidak akan membuat siapa pun menang," imbuhnya.

Presiden Jokowi menerangkan, berbagai upaya telah dilakukan oleh Indonesia sebagai ketua ASEAN.

Salah satunya, lanjut dia, keketuaan Indonesia mampu memfasilitasi AHA Center untuk menyelesaikan penilaian kebutuhan bersama (joint needs assessments) untuk Myanmar.

"Alhamdulillah keketuaan Indonesia mampu memfasilitasi AHA Center sehingga joint needs assessments mampu diselesaikan, yang sempat tertunda cukup lama karena masalah akses," urainya.

Baca Juga: Jokowi Desak Isu Perdagangan Manusia di Myanmar Masuk Agenda KTT ASEAN

Presiden ketujuh Republik Indonesia ini pun menilai kondisi konflik di Myanmar saat ini sangat kompleks.

"Kondisi Myanmar saat ini memang sangat kompleks, karena telah terjadi lebih dari tujuh dekade," jelasnya.

Ia pun mengajak pihak-pihak yang berkonflik untuk melakukan dialog guna mencari solusi bersama.

"Saya mengajak, marilah kita duduk bersama, ciptakan ruang dialog untuk mencari solusi bersama," tuturnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah menyampaikan, konflik Myanmar akan dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT pada 9 - 11 Mei 2023.

Baca Juga: Perdagangan Manusia di Myanmar, Jokowi Ungkap Pemerintah Berhasil Selamatkan Ratusan WNI

Menurut Jokowi, konflik di Myanmar perlu diselesaikan melalui dialog. 

"Ya, secara khusus akan dibahas tapi acuan kita tetap untuk Myanmar. Acuan kami tetap five point concensus, tetap jadi acuan, tetapi harus dengan dialog, karena menurut saya sanksi itu bukan sebuah solusi," kata Jokowi melalui video yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (7/5/2023).

Jokowi menegaskan, Indonesia berharap konflik di Myanmar dapat selesai dan mengajak siapa pun untuk berkolaborasi dan bekerja sama.

"Dan kita tidak ingin ASEAN menjadi proxy siapa pun, proxy negara mana pun. Karena yang kita inginkan ASEAN adalah terbuka, kerja sama dengan siapa pun dengan negara mana pun," katanya.

"Sehingga penyelesaian setiap masalah di ASEAN adalah prinsip dialog," lanjut Presiden.

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU