> >

Anggota Parlemen Ukraina dan Rusia Baku Hantam usai Bendera Ukraina Dikibarkan

Kompas dunia | 5 Mei 2023, 14:50 WIB
Anggota parlemen Ukraina dan Rusia baku hantam dalam sebuah pertemuan parlemen. (Sumber: Facebook Via Daily Star)

ANKARA, KOMPAS.TV - Baku hantam terjadi antara anggota parlemen Ukraina dan Rusia dalam sebuah pertemuan, Kamis (4/5/2023).

Baku hantam itu terjadi setelah bendera Ukraina dikibarkan ketika wakil Kremlin berbicara.

Insiden itu terjadi pada puncak pertemuan di Majelis Parlemen Kerja Sama Ekonomi Laut Hitam (PABSEC) di Ankara, Turki, Kamis.

Ketika Ola Timofeeva, seorang politisi dari Partai United Russia, menyematkan pita St George, yang merupakan simbol agresi Rusia, di jaketnya.

Baca Juga: Pemimpin Wagner Ejek Negaranya Sendiri, Sebut Ancaman Senjata Nuklir Bikin Rusia Seperti Badut

Aksi itu dibalas delegasi Ukraina dengan mengibarkan bendera Ukraina berwarna kuning dan biru.

Pihak Rusia langsung menghentikan hal itu dengan marah, menyebabkan ketua pertemuan harus melakukan intervensi.

“Pihak yang telah diberikan kesempatan akan berbicara di sini. Saya tak akan membiarkan siapa pun menganggu perdamaian dan tata tertib di acara ini. Jika seseorang memiliki niat itu mereka harus meninggalkan ruangan,” kata Timofeeva, seperti dilansir Daily Star, Kamis.

Ia menegaskan semua orang bisa mengungkapkan opini dan ide secara oral, tetapi batas telah dilanggar.

“Tak ada yang salah dengan ini. Namun, jika usaha dibuat untuk menghentikan aksi, maka pertemuan hari ini akan berubah dari acara parlemen menjadi gerakan jalanan,” lanjutnya.

Seorang anggota parlemen Ukraina kemudian berusaha mengambil kembali bendera yang direbut pihak Rusia.

Baca Juga: Panas! Kanada Panggil Dubes China, Adanya Kecurigaan Intimidasi dan Gangguan Politis

Hal itu kemudian berujung pada baku hantam antara kedua pihak.

“Selanjutnya, perkelahian terjadi di sela-sela acara dengan partisipasi anggota parlemen Ukraina, Oleksandr Marikovskyi, karena bendera Ukraina, yang harus ia ambil kembali,” tambahnya.

Presidium Majelis Orang Tatar Krimea, sebuah organisasi yang berfokus pada penghapusan konsekuensi genosida yang dilakukan negara Soviet terhadap warga Tatar Krimea, mempertanyakan keterlibatan Rusia dalam PABSEC.

“Mereka mengembangkan, mendiskusikan, dan menyetujui keputusan kriminal yang ditujukan untuk melanggar norma-norma perjanjian internasional, meluncurkan dan mengobarkan perang melawan negara yang berdaulat, merdeka dan demokratis, akibatnya warga sipil termasuk anak-anak meninggal setiap hari,” bunyi pernyataan majelis itu.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Daily Star


TERBARU