Buronan Pembunuh 5 Orang Tetangga di Texas Tertangkap Bersembunyi di Bawah Tumpukan Pakaian Kotor
Kompas dunia | 3 Mei 2023, 12:52 WIBBaca Juga: Mengerikan, Aksi Penembakan Massal di Amerika Serikat Terjadi Sekali Setiap Minggu
Hagan mengatakan tiga lembaga yang turun tangan untuk menangkap Oropeza adalah U.S. Marshals, Texas Department of Public Safety, dan tim BORTAC US Border Patrol.
Drone dan anjing pelacak digunakan selama perburuan yang meluas, termasuk melakukan pemeriksaan pada hutan yang lebat beberapa mil dari lokasi kejadian.
Gubernur Texas Greg Abbott menawarkan hadiah sebesar US$50.000 saat pencarian berlangsung hingga akhir pekan, sementara orang lain menawarkan hadiah tambahan sebesar US$30.000.
Capers mengatakan sebelum penembakan Jumat lalu, polisi telah dipanggil ke rumah tersangka setidaknya satu kali sebelumnya karena tersangka menembakkan peluru di halamannya.
Semua korban berasal dari Honduras. Wilson Garcia, yang selamat dari penembakan, mengatakan bahwa teman dan keluarga di rumah mencoba bersembunyi dan melindungi diri serta anak-anak setelah Oropeza datang ke rumah dan mulai menembak, membunuh istrinya terlebih dahulu di pintu depan.
Korban telah diidentifikasi sebagai Diana Velazquez Alvarado, 21 tahun; Julisa Molina Rivera, 31 tahun; Jose Jonathan Casarez, 18 tahun; Sonia Argentina Guzman, 25 tahun; dan Daniel Enrique Laso, 9 tahun.
Baca Juga: Rentetan Tiga Penembakan Mematikan di AS dalam Seminggu Terakhir, Terjadi karena Masalah Sepele
Seorang pejabat pemerintah di Honduras mengatakan bahwa jasad empat korban akan diterbangkan kembali ke negara mereka.
Velásquez Alvarado akan dimakamkan di Amerika Serikat atas permintaan adik perempuannya dan suaminya, kata Wilson Paz, direktur jenderal layanan perlindungan migran Honduras.
Osmán Velásquez, ayah Diana, mengatakan bahwa putrinya baru-baru ini mendapatkan status keimigrasian dan pergi ke Amerika Serikat delapan tahun yang lalu tanpa dokumen dengan bantuan seorang kakak perempuan yang sudah tinggal di sana.
"Kakaknya meyakinkan saya untuk membiarkan putri saya pergi. Dia mengatakan kepada saya bahwa Amerika Serikat adalah negara yang penuh dengan peluang dan itu benar," katanya.
"Tapi saya tidak pernah membayangkan bahwa ini akan terjadi."
Dalam menawarkan hadiah, Abbott menyebut korban sebagai "imigran ilegal," pernyataan yang sebagian salah dan mendapat banyak kritik. Kantor gubernur kemudian meminta maaf pada hari Senin setelah mengetahui bahwa salah satu korban mungkin berada di negara secara legal.
Juru bicara Abbott, Renae Eze, mengatakan bahwa mereka telah mengetahui bahwa salah satu korban mungkin memiliki izin tinggal di negara tersebut.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press