> >

Di Palestina Ternyata Masakan China Jadi Hidangan Populer untuk Berbuka Puasa Ramadan

Kompas dunia | 20 April 2023, 13:37 WIB
Koki masakan China, Amir al-Dali di restorannya yang terletak di Ramallah, Tepi Barat. (Sumber: Ayman Nobani/Xinhua)

RAMALLAH, KOMPAS.TV - Fakta unik terungkap terkait hidangan apa yang popular saat berbuka puasa Ramadan di Palestina.

Ternyata masakan China menjadi hidangan berbuka puasa Ramadan popular di Palestina.

Restoran milik Amir al-Dali, yang terkenal akan masakan China di Ramallah, Tepi Barat, kerap penuh dengan pelanggan setiap Ramadan.

Di restoran itu umat Islam akan menggunakan meja mereka untuk menjejerkan makanan lezat untuk berbuka puasa.

Baca Juga: Tentukan Kapan Lebaran 1 Syawal 1444 H Arab Saudi dan UEA Serukan untuk Melihat Bulan Sabit Hari Ini

Menurut koki berusia 28 tahun itu, makanan tradisional Palestina biasanya penuh dengan minyak, lemak dan gula.

Hal itu bisa merusak kesehatan jika langsung dimakan setelah lama berpuasa, berbeda dengan masakan China.

“Itulah bagaimana masakan China menjadi tren di komunitas kami karena merupakan alternatif yang sempurna untuk hidangan berlemak kami,” katanya seperti diberitakan Xinhua, Rabu (19/4/2023).

Dali mengatakan TikTok juga berkontribusi dengan semakin populernya makanan China di kalangan warga Palestina.

Karena banyak koki masakan China memasak hidangan mereka di alam dan menjelaskan manfaat kesehatannya.

Di restoran Dali, ayam kung pao, sup pangsit, lumpia, mie, ikan dan udang adalah masakan China yang paling populer.

Baca Juga: Tak Hanya di Indonesia, Mudik di Malaysia saat Lebaran Juga jadi Sorotan

Salah seorang klien restoran, Maamoun al-Saeid, mengatakan makanan China sangat bergizi dan seimbang.

Selain itu, juga menyediakan semua yang dibutuhkan tubuh dan metabolisme.

“Beberapa masakan China sangat cocok dengan selera orang Palestina, terutama yang bercirikan rasa pedas,” ujarnya.

“Selain itu, masakan China lebih sehat dan membantu kita menjaga berat badan yang sehat,” ujarnya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Xinhua


TERBARU