Sejalan dengan Garis Prancis, Jerman Minta Peredaan Ketegangan soal Taiwan
Kompas dunia | 13 April 2023, 19:26 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - Pemerintah Jerman meminta adanya upaya meredakan ketegangan soal Taiwan saat Menlu Jerman, Annalena Baerbock tiba di China hari Kamis (13/4/2023) untuk pembicaraan resmi menyusul latihan militer China di dekat Taiwan.
Posisi Jerman terkait Taiwan ini dipandang sejalan dengan posisi Prancis seperti diungkapkan Presiden Emmanuel Macron beberapa hari lalu.
Seperti dilaporkan Associated Press, Kamis (13/4/2023), Annalena Baerbock tiba di kota pelabuhan timur laut Tianjin untuk pertemuan dan dijadwalkan melakukan pembicaraan dengan rekan sejawatnya, Menlu China Qin Gang, hari Jumat di Beijing dan dengan diplomat senior Wang Yi hari Sabtu.
Kementeriannya mengatakan, ia akan membahas Taiwan, Ukraina, hak asasi manusia, dan isu-isu lainnya dengan pejabat China.
Pemerintah China mengirimkan kapal perang dan pesawat tempur dekat Taiwan akhir pekan lalu sebagai balasan atas pertemuan antara Ketua Kongres AS Kevin McCarthy dan presiden Taiwan, Tsai Ing-wen.
"Gestur militer yang mengancam meningkatkan risiko konfrontasi militer yang tidak disengaja," kata juru bicara Kementerian Baerbock, Andrea Sasse, di Berlin.
"Oleh karena itu, kami menyerukan semua mitra di kawasan dan bekerja juga dengan mitra internasional kami untuk berkontribusi pada penurunan ketegangan di Selat Taiwan," kata Sasse, Rabu (12/4/2023).
Taiwan dan daratan China berpisah pada 1949 setelah perang saudara. Partai Komunis mengatakan pulau tersebut wajib bergabung dengan daratan, dengan kekerasan jika perlu.
Pemerintah Eropa semakin khawatir atas tekanan China kepada Taiwan, pusat teknologi tinggi global dan salah satu ekonomi perdagangan terbesar dunia.
Pemerintah negara-negara Eropa kecuali Vatikan punya hubungan diplomatik dengan Beijing daripada Taiwan tetapi menjaga hubungan informal dan perdagangan dengan pulau tersebut.
Legislator Eropa mengunjungi Taiwan dan bertemu dengan Tsai untuk menunjukkan dukungan menghadapi intimidasi China.
Baca Juga: Macron Tegaskan Prancis Tidak akan Jadi Negara Bawahan AS dan Eropa Perlu Miliki Otonomi Strategis
Tentang Ukraina, Baerbock mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kementeriannya bahwa minat Jerman untuk "mengakhiri perang di dekat pintu masuk Eropa kita di Ukraina dengan cepat, abadi, dan adil" ada di puncak agenda kunjungannya.
"Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, China punya tanggung jawab khusus untuk perdamaian dunia," katanya.
Jerman sangat mendukung perlawanan Ukraina terhadap serangan Rusia, sedangkan Beijing menyalahkan AS dan NATO karena dianggap melakukan provokasi dan eskalasi konflik.
Sementara perdagangan dan investasi antara mereka tetap kuat, Jerman semakin waspada terhadap pengaruh China yang semakin meningkat di ekonominya.
Meski perdagangan dan investasi tetap kuat, Jerman semakin waspada terhadap pengaruh China yang semakin besar dalam ekonominya.
Pemerintah Jerman memerintahkan evaluasi keamanan baru atas rencana perusahaan China COSCO untuk membeli 25 persen saham di terminal kontainer di Hamburg, menyusul kritik keras dari banyak pihak di pemerintahan Kanselir Olaf Scholz, yang mengancam kesepakatan dan memicu protes keras dari Beijing.
"Kami berharap Jerman dapat menahan diri dari mengkotak-kotakkan kerja sama bisnis, menjadikannya sesuatu tentang ideologi atau keamanan, atau secara artifisial menghadirkan hambatan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin dalam konferensi pers pada Kamis.
Baerbock berencana melakukan perjalanan ke Korea Selatan hari Sabtu dan kemudian menghadiri pertemuan menteri luar negeri dari kelompok G7 di Jepang hari Minggu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Associated Press