> >

Arab Saudi Terima Kunjungan Bersejarah Iran dan Suriah Setelah Bertahun-tahun Terpecah

Kompas dunia | 13 April 2023, 09:11 WIB
Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan al Saud menyambut Menlu Suriah Faisal Mekdad di Jeddah. Arab Saudi menjadi tuan rumah delegasi bersejarah dari Iran dan Suriah hari Rabu, (12/4/2023). (Sumber: SPA - Saudi Press Agency)

Kunjungan ini terjadi setelah delegasi Arab Saudi melakukan perjalanan serupa ke ibu kota Iran dan menyusul pertemuan bersejarah di Beijing antara menteri luar negeri kedua negara yang berjanji membawa stabilitas ke wilayah yang terlalu lama bergejolak.

"Delegasi Iran akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk membuka kembali kedutaan besar di Riyadh dan konsulat jenderal di Jeddah serta kegiatan perwakilan tetap Iran di Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berbasis di Jeddah," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani dalam sebuah pernyataan.

Menurut Teheran, Presiden Iran, Ebrahim Raisi juga diundang datang ke Arab Saudi. Ini akan menjadi kunjungan pertama oleh seorang presiden Iran ke Arab Saudi sejak Mahmoud Ahmadinejad menghadiri pertemuan regional di Mekkah pada 2012.

Kunjungan diplomatik yang intensif ini mengikuti pengumuman bersejarah bulan lalu yang dimediasi oleh China Iran dan Arab Saudi, yang mendukung pihak yang berlawanan dalam konflik di sekitar Timur Tengah, akan bekerja untuk memulihkan hubungan.

Baca Juga: Arab Saudi akan Undang Presiden Suriah Bashar al-Assad ke KTT Liga Arab, Sinyal Perubahan Geopolitik

Presiden Suriah Bashar al Assad dan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman al Saud. Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan al Saud menyambut Menlu Suriah Faisal Mekdad di Jeddah. Arab Saudi menjadi tuan rumah delegasi bersejarah dari Iran dan Suriah hari Rabu (12/4/2023). (Sumber: Radio France International)

Riyadh memutuskan hubungan diplomatik tahun 2016 setelah para demonstran Iran menyerang misi diplomatik Saudi setelah eksekusi ulama Syiah Saudi, Nimr al-Nimr - satu dari serangkaian titik kritis antara kedua musuh lamanya.

Sejak pengumuman pada 10 Maret lalu, menteri luar negeri kedua negara telah bertemu di China dan sebuah delegasi teknis Arab Saudi bertemu dengan kepala protokol Iran di Tehran pekan lalu, menurut Kantor Berita Resmi Arab Saudi.

Delegasi Arab Saudi, yang tiba di Tehran pada Sabtu, dijadwalkan akan terbang ke Mashhad, kota kedua Iran pada hari Kamis, kata Kanani.

Pertemuan gencatan senjata di Yaman Kontak semakin meningkat, Arab Saudi juga sedang bernegosiasi dengan pemberontak Huthi yang didukung Iran di Yaman, delapan tahun setelah meluncurkan intervensi militer untuk mengusir mereka dari kekuasaan di negara tetangganya yang miskin.

Duta Besar Arab Saudi Mohammed Al-Jaber melakukan perjalanan ke ibu kota yang dikuasai pemberontak Sanaa, Yaman, pekan ini dengan harapan "menstabilkan" gencatan senjata yang sudah berakhir dan bekerja menuju "solusi politik menyeluruh" antara Huthi dan pemerintah yang digulingkan.

Arab Saudi mengumpulkan koalisi multinasional untuk melawan Huthi pada tahun 2015, setelah pemberontak merebut kendali atas Sanaa dan sebagian besar wilayah negara, memaksa pemerintah melarikan diri.

Yaman telah menjadi medan perang utama dan kedua negara juga bersaing untuk pengaruh di Suriah, Irak, dan Lebanon.

Para analis mengatakan Arab Saudi, sebagai eksportir minyak terbesar di dunia, kini ingin keluar dari perang delapan tahun untuk fokus pada proyek-proyek domestik yang bertujuan untuk melakukan diversifikasi pada ekonomi yang sangat tergantung pada energi.

Washington dengan hati-hati menyambut baik pendekatan antara Arab Saudi dan musuhnya, Iran, meskipun peran China yang dianggap sebagai tantangan global terbesar bagi Amerika Serikat.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : France24


TERBARU