> >

7 Menteri Netanyahu Pimpin Longmars Ribuan Ultranasionalis Yahudi ke Permukiman Ilegal di Tepi Barat

Kompas dunia | 11 April 2023, 02:35 WIB
Pemukim-pemukim Israel berdiri di dekat permukiman ilegal Eviatar di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel, Senin, 10 April 2023. Ribuan orang yang dipimpin para pemukim ultranasionalis Yahudi melakukan longmars ke Eviatar pada Senin. (Sumber: AP Photo/Ariel Schalit)

 

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Tujuh menteri Israel dari kabinet ekstrem kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memimpin longmars ribuan ultranasionalis Yahudi ke sebuah permukiman ilegal di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel, Senin (10/4/2023).

Peristiwa ini disinyalir menjadi tanda pemerintahan Netanyahu hendak mempercepat pembangunan permukiman-permukiman ilegal di Palestina kendati ditentang komunitas internasional.

Longmars ini juga dikhawatirkan memperuncing eskalasi Israel-Palestina yang terjadi belakangan ini. Pekan lalu, pasukan pendudukan Israel menyerbu jemaah Palestina di Masjid Al-Aqsa dan memicu serangkaian insiden kekerasan.

Baca Juga: Penyelidik PBB: Menyangkut Warga Palestina yang Ditindas, Israel Tak Berhak Membela Diri

Menteri Israel yang turut serta dalam longmars ini di antaranya Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir.

Sebanyak 20 anggota Knesset (parlemen Israel) juga berpartisipasi dalam longmars ke situs permukiman ilegal di Eviatar, utara Tepi Barat.

Sebelumnya, pemukim ilegal di Eviatar telah dievakuasi pemerintah Israel pada 2021 silam. Namun, pemukim ultranasionalis Yahudi bertekad untuk menduduki kembali permukiman ilegal tersebut.

Daniella Weiss, salah satu pemimpin pemukim ilegal Yahudi, menyebut longmars ini dapat menjadi "terapi untuk pemerintah demi membebaskan diri dari suruhan AS dan Eropa" terkait Tepi Barat.

Sementara itu, Itamar Ben-Gvir menyatakan pemukim Yahudi mengadakan longmars ini untuk menduduki Eviatar secara permanen.

"Kami di sini untuk menunjukkan bahwa bangsa Israel itu kuat. Kami akan terus di sini dan tetap berada di sini," kata Ben-Gvir, dikutip Associated Press.

Baca Juga: Remaja Palestina Ditembak Mati Israel di Tepi Barat, Ribuan Yahudi Longmars ke Permukiman Ilegal

Kunjungan orang Israel ke Eviatar secara resmi dilarang militer sejak evakuasi pada 2021 silam. Namun, beberapa bulan belakangan, larangan ini jarang ditegakkan.

Juru bicara militer Israel, Letkol Richard Hecht mengaku pihaknya merestui longmars ultranasionalis Yahudi tersebut dan menyebutnya akan "dilindungi sepenuhnya."

Menurut Al Jazeera, antara 600.000 dan 750.000 pemukim Israel tinggal di sedikitnya 250 permukiman ilegal di Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur.

Pembangunan permukiman-permukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur terus meluas sejak Israel menduduki wilayah tersebut dalam Perang Timur Tengah 1967.

Michael Lynk, pakar hak asasi manusia PBB yang ditugaskan menyelidiki situasi HAM di wilayah Palestina yang diduduki Israel, pada 2021 menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menetapkan pembangunan permukiman-permukiman Israel sebagai kejahatan perang.

Statuta Roma yang mendirikan Mahkamah Pidana Internasional (ICC), kata dia, melarang pihak yang menduduki suatu wilayah (occupying power) memindahkan bagian dari populasi sipilnya ke wilayah pendudukan (occupied territory).

Kawasan utara Tepi Barat, tempat Eviatar berada, merupakan tempat berbagai insiden kekerasan terjadi beberapa bulan belakangan.

Terkini, pada Senin (10/4), pasukan Israel membunuh seorang remaja Palestina dalam penyerbuan ke kamp pengungsian Aqabat Jabar, dekat Jericho, Tepi Barat.

Pada hari yang sama, seorang pemukim perempuan Israel yang terluka dalam penyerangan yang dilaporkan dilakukan seorang Palestina pada Jumat (7/4) pekan lalu, tewas akibat luka-lukanya.

Perempuan itu merupakan satu dari tiga orang yang tewas dalam penembakan yang menargetkan sebuah kendaraan di dekat permukiman ilegal Israel, Hamra, di Tepi Barat.

Baca Juga: Otoritas Palestina Peringatkan Israel: Provokasi Bisa Ubah Al-Aqsa Jadi Medan Tempur

Menurut Associated Press, sepanjang 2023, sedikitnya ada 92 orang Palestina yang tewas dibunuh Israel. Sebaliknya, terdapat 20 orang yang terbunuh dalam serangan Palestina dalam kurun yang sama.

Kantor berita Palestina, WAFA, melaporkan tentara dan pemukim ilegal Israel telah membunuh 93 warga Palestina sepanjang tahun ini, termasuk 17 anak di bawah umur dan seorang wanita.

Ketegangan meningkat setelah penyerbuan pasukan Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa pada Rabu (5/4/2023) lalu.

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press, Al Jazeera


TERBARU