Ledakan Bom di St. Petersburg, Blogger Militer Rusia Pendukung Perang di Ukraina Tewas
Kompas dunia | 3 April 2023, 05:38 WIBST. PETERSBURG, KOMPAS.TV - Ledakan bom terjadi di sebuah kafe di St. Petersburg, Rusia, dan membuat seorang blogger militer pendukung perang di Ukraina tewas.
Kementerian Dalam Negeri Rusia mengungkapkan blogger Vladlen Tatarsky tewas setelah bom meledak di Street Food Bar No 1, di St Petersburg, Minggu (2/4/2023).
Dilaporkan setidaknya 25 orang terluka dalam ledakan tersebut.
Tatarsky yang memiliki nama asli Maxim Fomin merupakan pendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Baca Juga: Tentara Rusia di Ukraina Disebut Kebanyakan Alkohol: Berujung Maut, Lemahkan Daya Tempur
Ketika ledakan terjadi ia merupakan pembicara tamu yang dilaksanakan di kafe tersebut,
Dikutip dari BBC, ada laporan berbeda pada media Rusia mengenai bahan peledak.
Menuurut sumber dari Kementerian Dalam Negeri, Tatarsky diperkenalkan dengan patung di dalam boks sebagai hadiah.
Ternyata tersimpan bom di dalam boks hadia tersebut.
Video yang beredar di Telegram mempelihatkan ledakan terjadi setelah patung itu diberikan kepadanya, dan sempat bercanda tentang hal itu.
Tak seperti banyak blogger militer Rusia dan jurnalis media pemerintah di Ukraina, Tatarsky ikut angkat senjata untuk operasi pertempuran.
Ia telah melaporkan dari garis depan Ukraina dan menjadi terkenal tahun lalu setelah memposting video yang direkam di dalam Kremlin.
Baca Juga: Arab Saudi akan Undang Presiden Suriah Bashar al-Assad ke KTT Liga Arab, Sinyal Perubahan Geopolitik
“Kami akan mengalahkan semua orang, kami akan membunuh semua orang, kami akan merampok semua orang seperlunya. Seperti yang kami suka,” katanya dalam video itu.
Kafe yang menjadi target serangan bom itu dilaporkan awalnya milik Yevgheny Prigozhin, pemimpin tentara bayaran Rusia, Wagner.
St. Petersburg merupakan kampung halaman Presiden Rusia Vladimir Putin, dan tempat di mana dirinya menjadi figur besar.
Tatarsky dilaporkan memiliki lebih dari 500.000 pengikut di Telegram.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : BBC