Menlu Ukraina Terpuruk Usai Rusia Jadi Presiden DK PBB: Seperti Tamparan di Wajah
Kompas dunia | 2 April 2023, 12:27 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Ukrain, Dmytro Kuleba merasa terpuruk mengetahui Rusia menjadi Presiden Dewan Keamanan (DK) PBB.
Pada Sabtu (1/4/2023), Kuleba mengungkapkan bahwa presidensi Rusi aitu seperti tamparan keras ke komunitas internasional.
Rusia terpilih sebagai Presiden DK PBB untuk bulan April ini.
Presidensi DK PBB dipegang secara bergantian oleh anggota setiap bulan.
Baca Juga: Kontroversial, Miliuner China Bakal Lelang Sperma Pria yang Tak Divaksin Covid-19
Hal itu pun langsung mendapatkan kecaman dari Ukraina, yang diinvasi Rusia sejak tahun lalu, termasuk Kuleba.
“Presidensi DK PBB seperti tamparan di wajah bagi komunitas internasional,” kata Kuleba dikutip dari France 24.
“Saya mendesak anggota DK PBB saat ini untuk menggagalkan setiap upaya Rusia untuk menyalahgunakan kepresidenannya,” lanjutnya.
Zelenskyy sebut sebagai pukulan
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy juga menyebut presidensi Rusia itu adalah pukulan bagi sistem hubungan internasional.
Sekutu Ukraina, Amerika Serikat (AS) juga mengaku tak berdayadengan Presidensi Rusia.
AS menegaskan tak bisa memblok Rusia, yang merupakan anggota tetap DK PBB menjadi presidensi.
AS menegaskan tangannya terikat, karena piagam PBB tak mengizinkan pencopotan para anggota tetap.
“Sayangnya, Rusia adalah anggota tetap dari Dewan Keamanan dan tak ada jalur hukum internasional yang layak untuk mengubah kenyataan itu,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre dilansitr dari BBC, Sabtu (1/4/2023).
Ia menambahkan bahwa AS memperkirakan Moskow untuk melanjutkan posisinya di DK PBB untuk menyebarkan disinformasi dan membenarkan aksinya di Ukraina.
Baca Juga: Saat Amerika Serikat Tak Berdaya karena Rusia Jadi Presiden Dewan Keamanan PBB: Tangan Kami Terikat
DK PBB merupakan badan internasional yang bertanggung jawab untuk mempertahankan perdamaian.
Lima negara secara permanen mewakili DK PBB.
Mereka merefleksikan struktur kekuatan pasca-perang yang bergoyakng ketika DK PBB dibentuk.
Anggota kelompok ini bekerja bersama 10 negara anggota tidak tetap.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : France 24/BBC