> >

Zelenskyy Berpidato, Anggota Sayap Kanan Parlemen Austria Walked-Out karena Langgar Netralitas

Kompas dunia | 1 April 2023, 07:00 WIB
Anggota sayap kanan parlemen Austria memutuskan walked out saat Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy berpidato. (Sumber: BBC)

WINA, KOMPAS.TV - Lebih dari 20 anggota sayap kanan parlemen Austria memutuskan walked out ketika Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy berpidato.

Para politisi dari partai sayap kanan, Partai Kebebasan (FPO), berargumen bahwa pidato Zelenskyy itu telah melanggar netralitas Austria.

Mereka sebelumnya memperingatkan akan memperlihatkan protes jika pidato itu dilakukan.

Austria sendiri sempat mengatakan tak bisa membantu pertahanan militer Ukraina, tetapi secara politis mendukung Kiev.

Baca Juga: Cucu Eks Diktator Korea Selatan Minta Maaf atas Tragedi Gwangju, Sampai Bersujud ke Keluarga Korban

Dikutip dari BBC, Jumat (31/3/2023), Zelenskyy berterima kasih kepada Austria atas bantuan kemanusiaan dan membantu membersihkan ranjau darat.

Ia berbicara pada hari ke-400, invasi Rusia ke Ukraina.

Ia bahkan mengundang anggota parlemen Austria untuk pergi ke Ukraina, dan melihat kehancuran yang dibuat Rusia.

Presiden Majelis Rendah Austria, Wolfgang Sobotka, berjanji aka nada lebih banyak bantuan finansial dan kemanusiaan untuk Ukraina.

Ia juga mengatakan bahwa Ukraina berhak mendapatkan solidaritas dari Austria.

Tetapi saat Zelenskyy berbicara, sekelompok politikus bejalan keluar dan meninggalkan plakat di meja mereka dengan logo partai.

Plakat tersebut bertuliskan “ruang untuk netralitas”, dan “ruang untuk perdamaian”.

Baca Juga: Donald Trump Tidak akan Diborgol saat Diadili Kasus Uang Damai untuk Mantan Bintang Porno

Ada 30 politikus FPO di majelis rendah, dan hanya mereka partai yang menolak pidato Zelenskyy.

Tapi beberapa anggota parlemen dari partai tengah kitri Sosial Demokrat, juga hilang dari majelis.

Partai Kebebasan sendiri sempat menimbulkan kemarahan di masa lalu karena pendirian pro-Rusia mereka.

Pada 2018, ketika Karen Kneissle dari FPO menjadi Menteri Luar Negeri Austria, ia dikritik karena berdansa dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin di pernikahannya.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : BBC


TERBARU