Vladimir Putin Terjunkan Senjata Nuklir Taktis ke Belarusia
Kompas dunia | 26 Maret 2023, 05:25 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan akan menerjunkan senjata nuklir taktis ke Belarusia, negara tetangga Ukraina yang juga digunakan sebagai basis invasi pada Februari 2022 lalu. Putin menyebut langkah ini ditempuh sebagai balasan atas tindakan Barat.
Putin mengaku ia merespons kebijakan Inggris Raya yang memasok Ukraina dengan peluru antikendaraan lapis baja yang memuat uranium terdeplesi. Moskow mengeklaim peluru beruranium terdeplesi memuat komponen nuklir.
Baca Juga: Serbuan Rusia ke Bakhmut Ukraina Pampat, Apa yang Terjadi?
Ketika mengumumkan kebijakan ini, Putin juga menyinggung Amerika Serikat (AS) yang memasang senjata nuklir taktis di negara sekutu NATO. Ia pun berjanji tidak akan melanggar rezim non-proliferasi nuklir.
"Tidak ada yang luar biasa di sini, Amerika Serikat sudah melakukan ini selama berdekade-dekade. Mereka sejak lama menerjunkan senjata nuklir taktis ke negara sekutu mereka," kata Putin dikutip The Guardian, Sabtu (25/3/2023).
"Kami sepakat bahwa kami akan melakukan hal yang sama, tanpa melanggar kewajiban kami, saya tekankan, tanpa melanggar kewajiban internasional kami tentang non-proliferasi senjata nuklir," lanjutnya.
Rusia akan membangun fasilitas penyimpanan senjata nuklir taktis di Belarusia yang sedianya akan dirampungkan pada 1 Juli mendatang. Moskow menegaskan bahwa senjata nuklir taktis itu masih dalam kontrol Moskow, bukan Minsk.
Lebih lanjut, Putin mengaku telah mengirim 10 pesawat yang kapabel memuat hulu ledak nuklir ke Belarusia. Ia juga menyebut bahwa senjata nuklir taktis Rusia bisa dipasangkan ke rudal jarak pendek Iskander yang telah diterima Belarusia.
Senjata nuklir taktis seperti kepunyaan Rusia diketahui digunakan untuk pertempuran, tidak seperti senjata nuklir strategis jarak jauh yang lebih kuat seperti bom atom.
Baca Juga: Orang Kuat Nomor Dua Rusia Sebut Kemungkinan Perang Nuklir usai Menteri Jerman Ancam Tangkap Putin
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : The Guardian