> >

Saat Kishida Kunjungi Ukraina, Rusia Terjunkan Pesawat Pengebom Strategis ke Laut Jepang

Kompas dunia | 21 Maret 2023, 20:45 WIB
Arsip. Pesawat pengebom Rusia, Tupolev Tu-160. Militer Rusia menerjunkan dua unit pesawat pengebom strategis Tupolev Tu-95MS ke Laut Jepang pada Selasa (21/3/2023). Penerjunan ini bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida ke Kiev, Ukraina. (Sumber: Alexei Panov, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP, File))

MOSKOW, KOMPAS.TV - Militer Rusia menerjunkan dua unit pesawat pengebom strategis Tupolev Tu-95MS ke Laut Jepang pada Selasa (21/3/2023). Penerjunan ini bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida ke Kiev, Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia menyebut dua unit pesawat pengebom itu melakukan patroli di perairan internasional. Penerbangan ini disebut telah dijadwalkan sebelumnya. 

Baca Juga: Sehari Usai Xi Jinping Kunjungi Moskow, Fumio Kishida Kunjungi Kiev Ukraina

"Dua pengebom strategis Tu-95MS pembawa misil melakukan penerbangan yang sudah dijadwalkan di wilayah udara di atas perairan netral Laut Jepang. Penerbangan ini berlangsung lebih dari tujuh jam," demikian bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia dikutip TASS.

Moskow menyebut dua pesawat pengebom Tu-95MS itu dikawal jet tempur Sukhoi Su-30SM dan Su-35 S di Laut Jepang. Rusia menyebut pesawat pengebom berdaya jelajah tinggi miliknya rutin terbang di atas perairan netral di Arktik, Atlantik Utara, Laut Baltik, Laut Hitam, dan Samudra Pasifik.

"Pesawat dari Angkatan Udara Rusia melakukan semua penerbangan dengan kepatuhan ketat atas hukum internasional tentang pemanfaatan ruang udara," tulis Kementerian Pertahanan Rusia.

Di lain sisi, televisi Jepang, NHK melaporkan Kishida telah sampai di Kiev dan akan menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Pada saat bersamaan, di Rusia, Presiden China Xi Jinping dijadwalkan bertemu Vladimir Putin.

Baca Juga: Inggris Raya Titip Pesan ke Xi Jinping, Minta Putin Hentikan Pengeboman Ukraina

 

 

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/TASS


TERBARU