Kapal Pesiar Saddam Hussein Kini Jadi Tempat Minum Teh Nelayan, Sempat Jadi Simbol Kemewahan
Kompas dunia | 19 Maret 2023, 07:13 WIBBAGHDAD, KOMPAS.TV - Sebuah kapal pesiar berada dalam posisi terbalik dan mulai berkarat terlihat di sungai yang berada di selatan Iran.
Ternyata kapal pesiar tersebut merupakan milik mantan pemimpin Irak yang memerintah dengan tangan besi, Saddam Hussein.
Kepemimpinan Saddam sendiri berakhir dengan invasi yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dua dekade lalu.
Kapal pesiar Al-Mansur yang memiliki tinggi 121 meter, sebelumnya merupakan simbol kemewahan dan kekuatan Saddam saat dibangun pada 1980-an.
Baca Juga: AS akan Larang Masuk Maskapai China yang Gunakan Wilayah Udara Rusia, Demi Amankan Bisnis
Namun saat ini kapal tersebut menjadi destinasi bagi wisatawan dan nelayan yang menaiki bangkai kapal itu untuk piknik dan minum teh.
“Ketika dimiliki oleh mantan presiden, tak ada orang yang bisa mendekatinya,” kata nelayan Hussein Sabahi dikutip dari CNN.
“Saya tak percaya ini milik Saddam, dan kini saya mampu berjalan-jalan di sini,” tambahnya.
Saddam mengeluarkan perintah untuk kapal pesiar, yang tak pernah ia naiki, untuk meninggalkan tambatannya di Umm Qasr ke Basra untuk diamankan beberapa pekan setelah invasi berlangsung pada 20 Maret 2003.
Tetapi, itu kemudian menjadi sasaran pasukan pimpinan AS, dan kemudian terbalik di jalur air Shatt al-Arab saat jatuh ke dalam kerusakan.
Kapal pesiar itu kemudian dijarah dan dilucuti, dengan segala sesuatu mulai dari lampu gantung dan furniture hingga bagian struktur logamnya disingkirkan.
Salah satu dari tiga kapal pesiar milik Sadam, kapal itu mampu menampung hingga 200 tamu dan dilengkapi dengan helipad.
Pajabat AS memperkirakan bahwa pada 2003 , Saddma dan keluarganya mungkin telah mengumpulkan dana haram hingga 40 miliar AS atau setara 614 triliun rupiah dengan kurs hari ini.
Baca Juga: Donald Trump Mengira Bakal Ditangkap karena Uang Sogokan, Minta Pendukungnya Protes
Sedangkan kapal pesiar Saddam yang lainnya, telah diubah menjadi hotel di Basra.
Meski beberapa warga Irak mengatakan bangkai kapal tersebut harus dilestarikan, pemerintah belum mengalokasikan dana untuk memulihkannya.
“Kapal pesiar ini seperti permata berharga, seperti mahakarya langka yang Anda simpan di rumah,” ujar kapten Angkatan Laut yang bekerja di Kementerian Transportasi Irak, Zahi Moussa.
“Kami merasa sedih karena terlihat seperti ini,” tambahnya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : CNN