> >

China Lawan Tuduhan AS atas TikTok, Pengamat Serukan Bahaya Pencurian Data

Kompas dunia | 17 Maret 2023, 11:47 WIB
Logo TikTok terpampang di depan perusahaan induknya di Culver City, California, AS. Foto diambil 15 September 2020. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

BEIJING, KOMPAS.TV - China akhirnya melawan tuduhan Amerika Serikat (AS) mengenai TikTok terkait pencurian data.

Pada Kamis (16/3/2023), China menegaskan Washington tak memberikan bukti apa pun bahwa aplikasi TikTok merupakan ancaman bagi keamanan nasional AS.

“AS tak mampu membuktikan adanya bukti bahwa TikTok mengancam keamanan nasional,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin dikutip dari Anadolu Agency.

Wang menuduh Washington mengenai menyebarkan disinformasi dan menekan TikTok.

Baca Juga: AS Ancam TikTok, Bakal Keluarkan Larangan jika Pemilik di China Tak Melepas Sahamnya

“AS harus menghentikan menyebarkan disinformasi mengenai keamanan data, berhenti menekan perusahaan yang relevan, dan menyediakan lingkungan yang terbuka, adil dan tidak diskrimnatif bagi bisnis asing untuk berinvestasi dan beroperasi di AS,” ujarnya.

Pihak TikTok sebelumnya telah mengatakan bahwa AS mengancam akan melarang mereka jika, China tak mau melepaskan kepemilikan media sosial itu.

Sejak lama, AS menuduh TikTok mencuri data para pemakainya dari AS untuk diberikan ke Pemerintah China.

Kepemilikan TikTok saat ini sebagian dikuasai oleh ByteDance, sebuah perusahaan China.

Sementara itu, pengamat keamanan AS menyerukan bahaya yang ada jika pencurian data terjadi.

“Masalah terbesar adalah bahwa sebagian besar pengguna tak menyadari risiko sebenarnya dari pemerintah asing yang menggunakan data mereka,” ujar Direktur Eksekutif Institut Keamanan Informasi John Hopkins, Anton Dahbura dikutip dari Time.

“Masyarakat akan kaget jika mengetahui ‘remah-remah roti’ mereka dari ponsel mereka, dan platform lainnya yang digunakan dengan cara berbeda yang bisa menjadi ancaman nasional,” ujarnya.

 

Sedangkan kelompok peneliti Australia, yang berisi mantan pejabat pemerintah Australia, John Garnaut, anggota Komite Hubungan Nasional AS-China Matthew Johnson, Analis Risiko China Prudence Luttrell, dan peneliti anonim mengungkapkan temuan terkait hubungan TikTok dan Pemerintah China.

Baca Juga: Israel di Ambang Perang Saudara, Buntut Netanyahu Menolak Kompromi Reformasi Hukum

“Penelitian kami mengonfirmasi tanpa keraguan yang masuk akal bahwa TikTok dimiliki oleh ByteDance, ByteDance adalah Perusahaan China, dan ByteDance tunduk pada semua pengaruh, bimbingan dan kontrol de fakto yang sekarang menjadi seubjek Partai Kiomunis China untuk perusahaan teknologi mereka,” kata para peneliti itu.

“CCP (Partai Komunis China) dan badan perusahaan China telah menambah hubungan mereka kepada ByteDance hingga titik perusahaan tersebut tak lagi secara akurat dianggap perusahaan swasta,” ujarnya.

Juru Bicara TikTok selalu menegaskan bahwa perusahaan mereka tak pernah dicampuri oleh Presiden China.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu Agency/Time


TERBARU