> >

Putin Ungkap Sabotase Pipa Gas Nord Stream Rusia ke Jerman, Tuding Pelakunya Amerika Serikat

Krisis rusia ukraina | 15 Maret 2023, 16:44 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin hari Selasa (14/3/2023) menyatakan ledakan pada pipa gas Nord Stream pada tahun 2022 dilakukan oleh pelaku dari "tingkat negara", "Seseorang selalu harus mencari siapa yang tertarik. Dan siapa yang tertarik? Secara teori, tentu saja Amerika Serikat yang tertarik," kata Putin. (Sumber: Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin hari Selasa (14/3/2023) menyatakan ledakan pada pipa gas Nord Stream pada tahun 2022 dilakukan oleh pelaku dari "tingkat negara", menolak ide bahwa kelompok otonom pro-Ukraina bertanggung jawab sebagai "omong kosong lengkap" seperti laporan Straits Times, Rabu (15/3/2023).

Pipa-pipa Nord Stream 1 dan 2 yang menghubungkan Rusia dan Jerman di bawah Laut Baltik terkena serangkaian ledakan yang tidak dapat dijelaskan pada bulan September tahun lalu, yang oleh Moskow disebut sebagai tindakan "terorisme internasional".

Denmark, Jerman, dan Swedia telah menginvestigasi ledakan itu, tetapi Moskow mengatakan tidak diberitahu tentang hasil penyelidikan tersebut.

"Kami telah meminta otoritas Denmark ... tentang permintaan untuk bekerja sama atau membentuk kelompok internasional dari para ahli, dan spesialis," kata Putin dalam wawancara dengan saluran televisi Rossiya 1.

"Jawabannya, seperti yang saya katakan, adalah samar-samar. Dengan kata lain, tidak ada jawaban. Mereka mengatakan kita harus menunggu."

Penyelidik Swedia dan Eropa lainnya mengatakan serangan tersebut dilakukan dengan sengaja, tetapi mereka tidak mengatakan siapa yang mereka duga sebagai pelaku. Moskow, tanpa memberikan bukti, menyalahkan sabotase Barat sebagai penyebab ledakan tersebut.

Baca Juga: Misteri Peledakan Pipa Gas Nord Stream dan Siapa Pelaku Sebenarnya?

Kebocoran pipa gas Nord Stream 1 yang dipantau Kapal Penjaga Pantai Swedia, 28 September 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin hari Selasa (14/3/2023) menyatakan ledakan pada pipa gas Nord Stream pada tahun 2022 dilakukan oleh pelaku dari "tingkat negara", "Seseorang selalu harus mencari siapa yang tertarik. Dan siapa yang tertarik? Secara teori, tentu saja Amerika Serikat yang tertarik," kata Putin. (Sumber: Swedish Coast Guard via AP, File)

Antena

Mengomentari laporan yang menunjukkan bahwa kelompok pro-Ukraina pelaku yang menyerang pipa-pipa tersebut, Putin mengatakan itu adalah "sepenuhnya omong kosong".

"Seseorang selalu harus mencari siapa yang tertarik. Dan siapa yang tertarik? Secara teori, tentu saja Amerika Serikat yang tertarik," katanya.

"Ledakan semacam ini, dengan kekuatan semacam itu, pada kedalaman semacam itu hanya dapat dilakukan oleh para spesialis, dan didukung oleh seluruh kekuatan negara yang memiliki teknologi tertentu," katanya.

Amerika Serikat dengan tegas membantah keterlibatan dalam ledakan Nord Stream. Gedung Putih pada bulan Februari menolak posting blog oleh seorang jurnalis investigasi Amerika Serikat yang mengklaim bahwa Washington berada di balik ledakan tersebut sebagai "kebohongan dan fiksi lengkap".

Secara terpisah, Putin mengatakan bahwa kapal yang disewa oleh perusahaan energi Rusia Gazprom telah menemukan objek seperti antena sekitar 30 km dari lokasi ledakan.

"Ahli percaya ini bisa menjadi antena penerima sinyal untuk meledakkan alat peledak," katanya.

Baca Juga: Rusia akan Adukan Inggris ke DK PBB, Dituding Jadi Pelaku Ledakan Jalur Pipa Gas Nord Stream

Jalur pipa gas Rusia ke Eropa, Nord Stream 2, yang terancam mandek jika Rusia menginvasi Ukraina tetangganya. (Sumber: BBC)

Denmark dilaporkan sedang menyelidiki apakah "objek" yang ditemukan dekat dengan satu-satunya pipa gas Nord Stream yang masih utuh di bawah Laut Baltik menimbulkan risiko keselamatan atau lingkungan.

Tidak jelas objek apa yang dimaksud Denmark.

Pemerintah Denmark telah mengirimkan surat kepada pemerintah Rusia melalui kedutaannya di Kopenhagen untuk memberikan peringatan bahwa sebuah objek yang berisi bahan radioaktif telah ditemukan di perairan sekitar pantai Denmark.

"Dengan mempertimbangkan lokasi objek tersebut, otoritas yang relevan saat ini sedang mengevaluasi faktor keamanan dan lingkungan," tulis Kementerian Luar Negeri Denmark dalam surat yang dikirimkan kepada Kementerian Luar Negeri Rusia.

Pada hari Selasa, Kementerian Denmark melaporkan bahwa hasil penilaian dari otoritas yang relevan menyimpulkan bahwa objek tersebut "tidak menimbulkan ancaman keamanan yang langsung dan tidak ada ancaman langsung terhadap lalu lintas laut atau masyarakat di area tersebut".

Belum ada informasi resmi mengenai sifat atau jenis bahan radioaktif yang terkandung dalam objek tersebut. Namun, pihak berwenang telah memastikan bahwa tidak ada ancaman langsung bagi keamanan masyarakat dan lingkungan sekitar.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU