Meta Induk Facebook Ungkap Rencana Bakal PHK 10 Ribu Karyawan
Kompas dunia | 15 Maret 2023, 06:30 WIBCALIFORNIA, KOMPAS.TV – Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram dan WhatsApp, berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10 ribu karyawannya. Meta juga menyatakan tak bakal mengisi 5 ribu posisi lowongan di perusahaan pionir media sosial itu demi alasan penghematan.
Pada November tahun lalu, Meta telah mem-PHK 11 ribu karyawan, sekitar 13 persen dari seluruh tenaga kerjanya pada saat itu.
Meta dan sejumlah perusahaan teknologi lain telah melakukan rekrutmen agresif selama setidaknya dua tahun terakhir, dan beberapa bulan belakangan mulai melepas para pekerja mereka.
Baca Juga: Setelah PHK 11.000 Pegawai, Mark Zuckerberg Mundur dari Jabatan CEO Meta?
Pada awal bulan lalu, Meta mengumumkan adanya penurunan keuntungan, yang merupakan penurunan pendapatan kuartal ketiga berturut-turut.
Pada Selasa (14/3/2023), Meta menyatakan akan memangkas tim rekrutmennya, berlanjut pada tim teknologinya pada akhir April, dan kelompok bisnisnya pada akhir Mei.
“Ini akan sulit, dan tak ada jalan lain,” ujar CEO Mark Zuckerberg, seperti dikutip dari Associated Press. “Ini berarti mengucapkan selamat tinggal pada para kolega yang berbakat dan bersemangat yang telah menjadi bagian dari kesuksesan kami.”
Baca Juga: Pernyataan Lengkap Mark Zuckerberg yang PHK 11.000 Orang, Mengaku Salah Investasikan Uangnya
Perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California, Amerika Serikat (AS) itu telah menginvestasikan miliaran dolar untuk mengalihkan fokus pada metaverse. Pada Februari, Meta menyebut penurunan iklan online dan kompetisi dari rival seperti TikTok, telah membebani pendapatan mereka.
“Seperti yang saya katakan tentang efisiensi tahun ini, saya telah mengatakan bahwa bagian dari pekerjaan kami akan meliputi pemindahan pekerjaan, dan itu akan berguna untuk membangun perusahaan yang lebih ramping, lebih teknis, dan meningkatkan kinerja bisnis kami demi visi jangka panjang kami,” papar Zuckerberg.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press