> >

Arab Saudi dan Iran Sepakat Pulihkan Hubungan Diplomatik dengan Bantuan China

Kompas dunia | 11 Maret 2023, 07:08 WIB
Iran dan Arab Saudi hari Jumat, (10/3/2023) setuju memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan besar setelah tujuh tahun ketegangan antara kedua negara. (Sumber: AP Photo/Nournews)

DUBAI, KOMPAS.TV — Iran dan Arab Saudi pada Jumat (10/3/2023) kemarin setuju memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan besar setelah tujuh tahun ketegangan antara kedua negara.

Terobosan diplomatik besar dengan perantara China ini menurunkan kemungkinan konflik bersenjata antara kedua rival di Timur Tengah itu baik secara langsung maupun dalam konflik proksi di seluruh wilayah.

Seperti laporan Associated Press, Sabtu (11/3), perjanjian ini dicapai di Beijing selama gelaran Kongres Rakyat Nasional, merupakan kemenangan diplomatik besar bagi China ketika negara-negara Arab di Teluk melihat Amerika Serikat mundur perlahan dari Timur Tengah yang lebih luas.

Kegembiraan juga datang ketika para diplomat mencoba mengakhiri perang panjang di Yaman, konflik di mana baik Iran maupun Arab Saudi terlibat secara mendalam.

Kedua negara merilis komunikasi bersama tentang perjanjian dengan China, yang memfasilitasi kesepakatan ini ketika Presiden Xi Jinping dianugerahi masa jabatan lima tahun ketiganya sebagai pemimpin pada Jumat sebelumnya.

Video di media negara Iran menunjukkan Ali Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, dengan penasihat keamanan nasional Saudi Musaad bin Mohammed al-Aiban dan Wang Yi, diplomat senior China.

Pernyataan bersama itu menyerukan pemulihan hubungan dan membuka kembali kedutaan besar "dalam jangka waktu maksimal dua bulan." Pertemuan oleh menteri luar negeri mereka juga direncanakan.

Dalam video itu, Wang dapat terdengar memberikan "ucapan selamat yang tulus" pada kedua negara atas "kebijaksanaannya."

Baca Juga: Obesitas Mengancam Arab Saudi, Pemerintah Gaungkan Reformasi Anti-Kegemukan

Iran dan Arab Saudi hari Jumat, (10/3/2023) setuju memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan besar setelah tujuh tahun ketegangan antara kedua negara. (Sumber: AP Photo/Nournews)

"Kedua belah pihak menunjukkan ketulusan," kata Wang Yi.

"China sepenuhnya mendukung kesepakatan ini."

Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB menyambut dekatnya hubungan antara Arab Saudi dan Iran dan berterima kasih kepada China atas peran mereka.

"Hubungan tetangga yang baik antara Iran dan Arab Saudi sangat penting untuk stabilitas di wilayah Teluk," kata juru bicara PBB Stéphane Dujarric di markas besar PBB.

China, yang bulan lalu menjadi tuan rumah Presiden Iran Ebrahim Raisi adalah pembeli minyak Saudi nomor satu.

Xi datang ke Riyadh bulan Desember untuk pertemuan dengan negara-negara Arab di Teluk yang kaya akan minyak karena penting untuk pasokan energi China.

Kantor berita negara Iran IRNA mengutip Shamkhani yang menyebut pembicaraan tersebut "jelas, transparan, komprehensif, dan konstruktif."

"Menghilangkan salah pengertian dan pandangan masa depan dalam hubungan antara Tehran dan Riyadh pasti akan menyebabkan meningkatnya stabilitas dan keamanan regional, serta meningkatkan kerja sama di antara negara-negara Teluk Persia dan dunia Islam dalam mengelola tantangan saat ini," kata Shamkhani.

Al-Aiban berterima kasih kepada Irak dan Oman yang telah berperan sebagai mediator antara Iran dan Arab Saudi, seperti yang disampaikan dalam pernyataannya melalui Saudi Press Agency.

"Sementara kami menghargai apa yang telah kami capai, kita berharap kami dapat terus melanjutkan dialog yang konstruktif," ujar pejabat Arab Saudi tersebut.

Seperti diketahui, ketegangan antara Iran dan Arab Saudi telah berlangsung lama. Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran tahun 2016 setelah demonstran menyerbu pos diplomatik Saudi di sana.

Arab Saudi menjatuhkan hukuman mati terhadap seorang ulama Syiah terkemuka bersama dengan 46 orang lainnya beberapa hari sebelumnya, yang memicu demonstrasi.

Baca Juga: Menlu Arab Saudi Pertama Kalinya Kunjungi Ukraina, Langsung Gelontorkan Bantuan Rp6,1 Triliun

Kilang minyak Saudi yang sempat diserang. Iran dan Arab Saudi hari Jumat, (10/3/2023) setuju memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan besar setelah tujuh tahun ketegangan antara kedua negara. (Sumber: AP Photo)

Saat itu, Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman, yang saat itu masih menjabat sebagai deputi, mulai naik ke tampuk kekuasaan.

Putra dari Raja Salman tersebut sebelumnya membandingkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dengan Adolf Hitler dari Jerman Nazi, dan mengancam akan menyerang Iran.

Sejak saat itu, Amerika Serikat (AS) menarik diri secara sepihak dari kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia pada 2018.

Iran dituduh melakukan serangkaian serangan setelah itu, termasuk satu yang menargetkan industri minyak terbesar di Arab Saudi pada tahun 2019, yang sementara waktu membuat produksi minyak negara tersebut turun setengahnya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU