> >

Ekstrimis Rusia di Balik Serangan di Perbatasan Ukraina, Ingin Tunjukkan Kelemahan Pertahanan Putin

Krisis rusia ukraina | 4 Maret 2023, 11:45 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin. Putin mengamuk dan menuduh Ukraina melakukan serangan teroris di perbatasan kedua negara. (Sumber: Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Pemimpin milisi ekstrimis Rusia, Denis Nikitin mengaku berada di balik serangan kota Rusia di perbatasan Ukraina.

Ia melakukan serangan tersebut untuk menunjukkan kelemahan pertahanan dari Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Nikitin juga berharap bisa menginspirasi lebih banyak kompatriotnya untuk maju melawan Putin.

Nikitin saat ini merupakan kepala dari Koprs Sukarela Rusia yang membela Ukraina melawan invasi Rusia.

Baca Juga: AS Siap Kirim Tambahan Senjata ke Ukraina, Termasuk Tank Jembatan dan Roket Canggih HIMARS

Dikutip dari Financial Times, milisi tersebut telah membuktikan bahwa mereka mampu menyerang salah satu wilayah perbatasan yang paling dijaga Rusia.

Penyerangan tersebut terjadi selama beberapa jam, Kamis (2/2/2023), sebelum kelompok itu kemudian melarikan diri.

Putin mengamuk atas serangan tersebut dan menuduh Ukraina yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Ukraina kemudian membantah bahwa mereka berhubungan dengan kelompok ekstrimis Nikitin.

Rusia mengatakan serangan tersebut membuat dua warga sipil tewas, dan seorang anak cedera.

Nikitin mengatakan penembakan dilakukannya di satu dari dua desa tempat anak buahnya melakukan serangan.

Tetapi ia mengaku tak tahu adanya korban jiwa.

“Yang terutama adalah untuk memperingatkan warga Rusia bahwa Anda tidak harus hidup dalam belenggu, bertahan dan berpartisipasi dalam perang orang lain dan untuk melaksanakan kehendak orang lain,” kata Nikitin, Jumat (3/3/2023).

Baca Juga: Bakhmut Hampir Terkepung dan Segera Jatuh ke Tangan Rusia, Pasukan Wagner Kasih Satu Jalan Keluar

“Anda harus mampu dan harus mengangkat senjata. Kami akan mendukung semua orang yang ingin menyingkirkan para perampas Kremlin ini dari kekuasaan,” lanjut pria kelahiran Moskow tersebut.

Setahun sejak invasi penuh Putin, Ukraina berulang kali menunjukkan kemampuan untuk menyerang jauh ke belakang garis musuh menggunakan drone dan operasi sabotase.

Tetapi serangan Korps Sukarelawan Rusia mengonfirmasikan bahwa gerilyawan Rusia siap untuk mengambil tujuan Kiev memukul mundur Putin.

Nikitin mengatakan sekitar 45 pria terlibat dalam serangan hari Kamis, yang merupakan jaringan bawah tanah partisan yang berbasis di dalam Rusia sendiri.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : Financial Times


TERBARU