> >

Situasi Makin Panas, Pemimpin Filipina Perintahkan Militer Fokus ke Laut China Selatan

Kompas dunia | 1 Maret 2023, 05:25 WIB
Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, hari Senin (27/2/2023), mengatakan misi utama militer negaranya berubah, kini memusatkan upaya untuk memastikan perlindungan teritorial saat sengketa dengan China dan persaingan AS-China semakin sengit. (Sumber: Malacanang Presidential Communications Office/AP Photo)

Setelah beberapa dekade melawan pemberontakan, militer mulai fokus mempertahankan perbatasan laut negara. Mereka meluncurkan upaya untuk memodernisasi militer yang menghadapi keterbelakangan dan kendala keuangan.

Banyak senjata dan peralatan yang kini ditujukan untuk meningkatkan patroli udara dan laut untuk menjaga garis pantai kepulauan yang luas dan membangun daya tangkal minimal.

Di bawah pakta pertahanan 2014 dengan Amerika Serikat, Marcos baru-baru ini menyetujui kehadiran militer Amerika Serikat yang lebih luas di Filipina dengan memungkinkan giliran pasukan Amerika untuk tinggal di empat kamp militer Filipina lainnya.

Ini merupakan perubahan yang tajam dari pendahulunya, Rodrigo Duterte, yang tidak ingin jejak militer Amerika bisa menyakiti Beijing.

China, Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan, dan Brunei terlibat dalam perseteruan wilayah yang semakin tegang di Laut China Selatan, di mana kapal dan pesawat tempur Angkatan Laut Amerika Serikat melakukan patroli untuk mempromosikan kebebasan bergerak, menantang klaim luas Beijing, dan menenangkan sekutu seperti Filipina.

Perselisihan ini semakin intens setelah China mengubah tujuh terumbu karang yang dipersengketakan menjadi basis pulau yang dilindungi oleh rudal untuk memperkuat klaimnya. Perairan yang dipersengketakan dianggap sebagai titik rawan Asia dan front yang sensitif dalam persaingan AS-China di wilayah itu.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU