Persidangan Tawanan Kamp Guantanamo Ungkap Kekerasan Seksual, Paksa Beri Makan Lewat Dubur
Kompas dunia | 26 Februari 2023, 01:05 WIBGUANTANAMO BAY, KOMPAS.TV – Selama bertahun-tahun, praktik waterboarding dan penyiksaan lainnya oleh badan intelijen Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA), di penjara rahasia di luar negeri setelah serangan 11 September 2001 terungkap melalui bocoran, kesaksian, dan penyelidikan Senat yang penuh kecaman terhadap penyiksaan.
Namun, kesaksian ahli minggu ini dalam persidangan pra-persidangan di Guantanamo Bay mengungkapkan beberapa rincian mengerikan, tentang pemberian makan melalui rektum atau lubang anus secara paksa yang diterapkan CIA pada tahanannya, sebuah praktik penuh kecaman yang disimpan rapat-rapat setelah cara penyiksaan lainnya terungkap.
Hal ini terjadi ketika militer Amerika Serikat membebaskan dua bersaudara yang ditahan di Guantanamo karena dituduh membantu mengoperasikan tempat perlindungan terhadap operatif yang diduga berafiliasi dengan Al-Qaeda setelah serangan 11 September.
Dr. Sondra Crosby, seorang ahli yang diakui oleh pengadilan tentang penyiksaan dan trauma lainnya, memberikan kesaksian mengejutkan dalam upaya pembelaan pengacara Abd al-Rahim al-Nashiri yang dituduh mengatur pemboman USS Cole pada tahun 2000.
Para pengacara berupaya untuk menekan pengakuan yang diberikannya kepada penyidik federal sebagai bukti penyiksaan.
Dia memperlihatkan sebuah tabung yang dirancang untuk dimasukkan ke dalam saluran napas pasien dan mengatakan, menurut catatan rahasia agensi tersebut, staf penjara CIA memasukkan tabung seperti itu ke dalam anus Nashiri pada bulan Mei 2004.
Baca Juga: AS Akhirnya Bebaskan Tawanan Tertua Kamp Guantanamo Diduga Terlibat Al-Qaeda, Pulangkan ke Pakistan
Personel agensi tersebut kemudian menggunakan jarum suntik untuk menyuntikkan cairan nutrisi ke dalam tubuhnya.
Dia bersaksi di Guantanamo Bay pada tahun 2013, Nashiri mengakui bahwa beberapa tahun sebelumnya, personel CIA menyeretnya dari selnya, menelanjanginya, mengikatnya di pergelangan tangan dan kaki, membungkukkannya di atas kursi, dan memberikan cairan tersebut.
"Ini adalah peristiwa yang sangat menyedihkan, menyakitkan, memalukan, dan menghasilkan stigmatisasi," kata Dr. Crosby. "Baginya itu merupakan pemerkosaan kekerasan, serangan seksual."
Sementara itu, Pentagon mengumumkan Mohammed Ahmed Ghulam Rabbani, 53, dan Abdul Rahim Ghulam Rabbani, 55, yang tidak pernah mendapat tuduhan maupun dakwaan melakukan kejahatan selama 20 tahun dalam tahanan AS, dibebaskan dan diterbangkan ke Pakistan dalam pengaturan dengan otoritas di sana.
Dua bersaudara itu ditangkap oleh dinas keamanan Pakistan di Karachi pada September 2002.
Mereka tiba di Guantanamo pada 2004 setelah ditahan di situs penahanan yang dijalankan CIA di Afghanistan selama sekitar 550 hari. Mereka disetujui untuk dipindahkan pada 2021. Tidak jelas mengapa mereka tetap ditahan.
Baca Juga: Taliban Ingin Baikan dengan AS, Anggotanya yang Ditahan 15 Tahun di Penjara Guantanamo Dibebaskan
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : New York Times