Dubes Rusia untuk RI: Ada Standar Ganda Penyaluran Bantuan Gempa, Suriah Dikesampingkan
Kompas dunia | 15 Februari 2023, 19:18 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Duta Besar Rusia untuk Republik Indonesia Lyudmila Vorobieva beranggapan bahwa terdapat standar ganda dalam penyaluran bantuan kemanusiaan ke Turki dan Suriah. Ia mengeklaim bantuan kemanusiaan ke Suriah tidak langsung dikirimkan karena alasan politis.
Vorobieva membandingkan respons internasional atas situasi bencana di Turki dan Suriah. Menurutnya, minimnya bantuan ke Suriah terkesan bahwa ada standar ganda dalam respons gempa.
“Respons terhadap tragedi di Turki cukup seragam, tetapi bantuan kemanusiaan untuk Suriah tidak langsung datang. Alasannya hanya karena Suriah sedang dalam sanksi,” kata Dubes Vorobieva dikutip Antara, Rabu (15/2/2023).
Baca Juga: KBRI Damaskus Salurkan Bantuan untuk Korban Gempa Suriah, Bantuan Jakarta Menyusul
Vorobieva menyebut negara-negara Barat enggan mengirim bantuan kemanusiaan ke Suriah. Alasannya adalah kesulitan logistik dan sanksi terhadap pemerintahan Bashar Al-Assad.
“Bagaimana bisa kita bicara tentang sanksi saat ada nyawa manusia yang sedang dalam bahaya. Kami berpikir seharusnya tidak boleh ada alasan politik untuk tidak mengirim dan menyediakan bantuan kemanusiaan ke Suriah,” kata Vorobieva.
Indonesia sendiri dilaporkan telah mengirim tim medis dan Inasar serta bantuan kemanusiaan ke Turki. Sedangkan bantuan pemerintah ke Suriah disebut akan segera dikirimkan.
Meskipun demikian, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus disebut telah menyalurkan bantuan kemanusiaan yang dihimpun diaspora Indonesia dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Suriah.
Jumlah korban jiwa akibat gempa Turki-Suriah mencapai lebh dari 40.000 jiwa. Turki mencatat lebih dari 35.000 korban jiwa, sedangkan di Suriah terkonfirmasi ada hampir 6.000 korban tewas di wilayah pemerintah ataupun pemberontak.
Baca Juga: Selain Material, Presiden Jokowi Bakal Kirim Bantuan Uang Tunai buat Korban Gempa Turki dan Suriah
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Antara