> >

Inilah 10 Gempa Bumi Paling Mematikan di Abad 21, Gempa Turki dan Suriah Salah Satunya

Kompas dunia | 13 Februari 2023, 19:23 WIB
Foto masjid, satu-satunya bangunan utuh di pantai Aceh,diambil pada 2 Januari 2005. Gempa Turki dan Suriah 6 Februari adalah yang paling mematikan kelima abad ini, korban tewas per (13/2/2023) tadi sudah menembus 35.000 orang sementara masih ribuan bertahan maupun tewas tertimbun di reruntuhan. Berikut 10 gempa terburuk sejak tahun 2000, berdasarkan jumlah korban tewas, seperti laporan France24, Senin, (13/2/2023). (Sumber: AP/Eugene Hoshiko)

PARIS, KOMPAS.TV - Gempa Turki dan Suriah pada 6 Februari adalah yang paling mematikan kelima abad ini, dengan korban tewas per siang tadi sudah menembus 35.000 orang sementara masih ribuan bertahan maupun tewas tertimbun di reruntuhan

Berikut adalah daftar 10 gempa terburuk sejak tahun 2000, berdasarkan jumlah korban tewas, seperti laporan France24, Senin, (13/2/2023).

2004: 230.000 tewas, Asia Tenggara

Pada tanggal 26 Desember, gempa bumi besar berkekuatan 9,1 skala Richter melanda lepas pantai Sumatera, Indonesia yang kemudian memicu tsunami, menewaskan lebih dari 230.000 orang di seluruh wilayah, termasuk 170.000 di Indonesia saja.

Ombak tsunami setinggi 30 meter melaju dengan kecepatan 700 kilometer per jam menelan semua yang ada di jalurnya.

2010: 200.000 meninggal, Haiti

Gempa berkekuatan M 7 berpusat pada kedalaman 15 kilometer, terjadi pada 12 Januari tahun 2010. Gempa berkekuatan serupa, meski tak ada catatan mengenai korban jiwa dan kerusakan bangunan, pernah terjadi pada tahun 1701, 1751, 1770 dan 1860. Juga tahun 2021, ketika gempa M7.2 dengan jumlah korban meninggal dunia tak melebihi seribu orang. 

Gempa Haiti 2010 yang tercatat paling banyak menelan korban. Ibu Kota Haiti, Port-au-Prince dan wilayah sekitarnya hancur. Gempa itu memutus komunikasi negara itu dari seluruh dunia selama 24 jam, menewaskan lebih dari 200.000 orang, menyebabkan 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur lemah Haiti.

Pada bulan Oktober tahun yang sama, Haiti dilanda wabah kolera yang dibawa oleh penjaga perdamaian Nepal yang tiba setelah gempa. Wabah ini membunuh lebih dari 10.000 orang.

Hingga kini krisis akibat gempa tersebut masih berlangsung.

Baca Juga: Sedih Berubah Menjadi Murka, Banyak Korban Gempa Turki dan Suriah Saksikan Keluarga Meregang Nyawa

Kota Bsania di Suriah hampir semua rumah dan bangunan di daerah itu runtuh karena gempa. Warga Suriah merasa mereka terlupakan dan tak menerima bantuan, berbeda dengan Turki. (Sumber: BBC)

2008: 87.000 tewas, Sichuan

Lebih dari 87.000 orang, termasuk 5.335 siswa sekolah, tewas atau hilang ketika gempa berkekuatan Mw 7,9 berpusat pada kedalaman 80 km melanda provinsi Sichuan barat daya di China pada 12 Mei tahun 2008.

Gempa tersebut dilaporkan membuat rusak para 7 ribu sekolahan yang memicu kemarahan lantaran adanya tuduhan konstruksi yang buruk, aksi ambil untung dan kemungkinan korupsi, terutama karena banyak bangunan lain di dekatnya yang tetap kokoh. Sedangkan sejumlah ruas jalan retak.

2005: 73.000 tewas, Kashmir

Gempa 8 Oktober 2005 menewaskan lebih dari 73.000 orang (USGS 86 ribu dan 69 ribu luka-luka), sebagian besar di Provinsi Perbatasan Barat Laut Pakistan dan zona Kashmir yang dikelola Pakistan. Adapun di India sedikit seribu orang tewas. Sebanyak 3,5 juta lainnya mengungsi. Gempa ini meluluh lantahkan desa dan 80 persen kota di wilayah tersebut.

Catatan USGS, sedikitnya 32,335 bangunan runtuh di Anantnag, Baramula, Jammu and Srinagar, Kashmir, Abbottabad, Gujranwala, Gujrat, Islamabad, Lahore and Rawalpindi, Pakistan. Gempa terasa kuat di Topi, Islamabad, Peshawar, dan Rawalpindi hingga Lahore. 

2023: 35.000 tewas dan terus bertambah di Turki dan Suriah

Pada 6 Februari, gempa berkekuatan M 7,8 melanda dekat kota Turki Gaziantep, dekat perbatasan Suriah. Gempa itu adalah yang terbesar di Turki dalam hampir satu abad, yang diikuti oleh gempa kuat susulan, menghancurkan seluruh lingkungan kota di tenggara Turki dan utara Suriah yang dilanda perang menjadi puing-puing.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/USGS/France24


TERBARU