Beda dengan Turki, Bantuan Internasional Tak Kunjung Tiba di Suriah
Kompas dunia | 13 Februari 2023, 17:14 WIBDAMASKUS, KOMPAS.TV - Seretnya bantuan internasional ke Suriah menambah penderitaan korban tujuh hari usai gempa 7,8 dan 7,6M melanda wilayah utara negara itu. Wakil sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bidang bantuan kemanusiaan, Martin Griffiths menyebut warga Suriah menanti "bantuan internasional yang tak kunjung tiba".
Griffiths sendiri mengunjungi perbatasan Turki-Suriah pada Minggu (12/2/2023). Ia berjanji akan memperbaiki penyaluran bantuan internasional ke Suriah secepat mungkin.
"Sejauh ini, kita telah mengecewakan orang-orang di barat laut Suriah. Mereka merasa ditinggalkan," kata Griffiths dikutip Associated Press. "Tugas saya dan kewajiban kita adalah mengoreksi kegagalan ini secepat yang kita bisa."
Baca Juga: Sepekan Gempa Turki-Suriah: Korban Tewas Tembus 33.000, Jumlah Akhir Diprediksi Dua Kali Lipat
Berbeda dengan Turki, wilayah terdampak gempa di Suriah terbagi dalam zona-zona yang dikuasai beragam kelompok. Pecah wilayah akibat perang saudara ini menghambat penyaluran dan pemerataan bantuan ke warga yang membutuhkan.
Di Suriah, selain wilayah yang dikuasai pemerintah Bashar Al-Assad, terdapat zona yang dikuasai pemberontak Kurdi di sekitar Idlib. Di barat laut, terdapat wilayah yang dikuasai Turki serta Hayat Tahrir Al-Sham--sebuah kelompok yang terkait Al-Qaida.
Pertentangan politis ini membuat penyaluran bantuan ke Suriah terhambat. Negara-negara Barat enggan mencabut blokade atas pemerintahan Assad. Meskipun demikian, bantuan ke wilayah pemberontak juga dilaporkan masih seret.
Di lain sisi, rusaknya infrastruktur di perbatasan Turki-Suriah turut menyulitkan akses bantuan. PBB selama ini memusatkan penyaluran bantuan kemanusiaan ke Suriah melalui perbatasan Turki.
Seretnya bantuan ditambah kondisi porak-poranda Suriah usai perang saudara membuat Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan bahwa penderitaan warga Suriah akan semakin parah.
"Gabungan krisis-krisis akibat konflik, Covid, kolera, penyusutan ekonomi, dan sekarang gempa telah mengambil korban yang tak terhingga," kata Tedros.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto
Sumber : Associated Press