> >

Sepekan Gempa Turki-Suriah: Korban Tewas Tembus 33.000, Jumlah Akhir Diprediksi Dua Kali Lipat

Kompas dunia | 13 Februari 2023, 10:56 WIB
Seorang perempuan berduka saat pemakaman salah satu keluarganya korban gempa di perbatasan Turki dan Suriah lima hari lalu di Antakya, tenggara Turki, hari Sabtu, 11 Februari 2023. (Sumber: AP Photo/Bernat Armangue)

ANKARA, KOMPAS.TV - Sepekan setelah gempa dahsyat yang mendera Turki dan Suriah, korban tewas mencapai lebih dari 33.000 jiwa.

Jumlah tersebut dikeluarkan pada Minggu (12/2/2023), namun PBB memperkirakan jumlah akhir korban tewas bakal menjadi dua kali lipatnya.

Pejabat dan medis mengungkapkan di Turki ada 29.605 orang yang tewas.

Sedangkan di Suriah dikonfirmasikan ada 3.574 orang.

Baca Juga: Sedih Berubah Menjadi Murka, Banyak Korban Gempa Turki dan Suriah Saksikan Keluarga Meregang Nyawa

Dengan begitu seperti dikutip dari The Guardian, total ada 33.179 orang yang tewas karena gempa berkekuatan magnitudo 7,8 dan 7,5 pada Senin (6/2/2023).

 

Sementara itu, Koordinator Pemulihan Darurat PBB, Martin Griffiths mengakui pihaknya gagal dalam memberikan bantuan kepada warga dan korban gempa di barat laut Suriah. Ia pun merasa bahwa mereka berhak untuk merasa telah terlupakan.

“Mencari bantuan internasional yang tak juga datang. Tugas dan kewajiban saya adalah membetulkan kegagalan ini secepatnya. Itu fokus saya sekarang,” ujar Griffiths pada cuitannya di Twitter.

Baca Juga: Ribuan Bangunan Runtuh, Turki Buru Kontraktor yang Bangun di Daerah Terdampak Gempa

Warga Suriah telah mengungkapkan keluhannya di mana mereka merasa ditinggalkan karena minimnya bantuan, jika dibandingkan dengan Turki.

Meski banyaknya korban tewas karena gempa, namun korban selamat terus ditemukan dari reruntuhan di Turki.

Salah satunya gadis 10 tahun yang berhasil ditarik dari bangunan yang rubuh di Provinsi Hatay, setelah 147 jam.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Turki Dr Fahrettin Koca, mencuitkan klip pendek tentang seorang gadis yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan setelah 150 jam di Hatay.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Guardian


TERBARU