> >

Dikelilingi 500 Pelajar Perempuan saat Ujian, Remaja Pria Ini Malah Tegang dan Pingsan

Kompas dunia | 9 Februari 2023, 17:14 WIB
Ilustrasi ujian. Pelajar di India pingsan setelah mengetahui dirinya dikelilingi 500 siswa perempuan saat ujian. (Sumber: THINKSTOCKPHOTOS )

SUNDARGARH, KOMPAS.TV - Seorang pria peserta ujian di India merasa tegang dan kemudian pingsan setelah menyadari dirinya dikelilingi 500 pelajar perempuan.

Pelajar itu pun langsung dilarikan ke rumah sakit.

Insiden tersebut dialami Manish Shankar Prasad, 17 tahun, pelajar dari Kampus Allama Iqbal yang berbasis di Biharsharif, Rabu (1/2/2023).

Manish yang ingin mengikuti ujian matematika pada hari pertama pekan ujian, tiba di pusat ujian di sekolah biara Brilliant di Sundargarh cukup awal.

Baca Juga: Junta Militer Myanmar Kerja Sama dengan Rusia untuk Nuklir, Diyakini Bakal Dijadikan Senjata

Ketika menyadari bahwa ia adalah satu-satunya peserta ujian laki-laki di antara 500 pelajar perempuan, remaja itu langsung merasa malu.

“Ia ingin mengikuti ujian, tapi kesehatannya menurun. Ia menjadi tegang, sakit kepala dan merasa demam,” tutur kerabat Manish, Pushplata dikutip dari Times of India.

Ia mengatakan, saat Manish melihat jumlah besar pelajar perempuan, ia menjadi begitu tegang.

“Hanya ia satu-satunya pria di antara 500 siswi di pusat ujian. Ia menjadi begitu tegang. Ia juga satu-satunya pria di lorong ujian,” katanya.

Ia menjadi panik dan mengalami demam, sehingga tak bisa mengikuti ujian Dewan Penilaian Sekolah Bihar (BSEB), Kamis (2/3/2023).

Saking tegangnya, pelajar yang beranjak dewasa itu bahkan tak mampu berbicara dengan wartawan saat mereka bertanya apa yang terjadi padanya saat ujian.

Baca Juga: Gempa Turki-Suriah, Bocah Perempuan Jadikan Badannya Perisai untuk Lindungi Adik dari Reruntuhan

Orang tua dan warga setempat pun menyalahkan otoritas karena hal itu.

Namun, pihak sekolah berkilah dan mengeklaim bahwa saat mengisi formulir, Manish kemungkinan tak sengaja menempatkan jenis kelaminnya sebagai perempuan, sehingga ia ditempatkan bersama para pelajar perempuan.

“Atau, ketika ia melihat jenis kelaminnya sebagai perempuan di kartu ujian, ia seharusnya segere membetulkannya,” tutur Kepala Pusat Ujian, Shashi Bhushan.

“Jangka waktu 20 hari diberikan kepada pelajar untuk memperbaiki kartu ujian mereka. Ini kecerobohan baik dari pihak anak laki-laki itu, walinya, atau sekolah tempat ia mengisi formulir,” tambahnya.

 

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Times of India


TERBARU