Derita Gempa Suriah: Penyaluran Bantuan Terhambat Zona Konflik dan Sanksi Barat
Kompas dunia | 8 Februari 2023, 20:14 WIBDAMASKUS, KOMPAS.TV - Usai gempa 7,8 M mengguncang tenggara Turki dan utara Suriah pada Senin (6/2/2023) lalu, penderitaan warga Suriah ditambahi rumitnya akses penyaluran bantuan. Kawasan utara Suriah, terpecah-pecah dalam zona yang dikuasi kelompok-kelompok berbeda, menghadirkan tantangan logistis sekaligus politis bagi penyalur bantuan.
Bahkan sebelum gempa, penyaluran bantuan ke warga Suriah pun disulitkan tantangan politis yang ada. Utara Suriah dipisahkan zona-zona yang dikuasai kelompok-kelompok yang sebagiannya saling berperang.
Dua belas tahun usai perang saudara meletus, pemerintahan Bashar Al-Assad menguasai sebagian besar Suriah. Namun, wilayah barat laut terpecah menjadi zona yang dikuasai Turki dan Hayat Tahrir Al-Sham--kelompok yang terkait Al-Qaida.
Di lain sisi, wilayah timur laut sebagian besarnya dikuasai oleh pemberontak Kurdi yang disokong Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Korban Jiwa Gempa Turki-Suriah Tembus 9.600, Paling Mematikan Sedekade Belakangan
Penyaluran bantuan ke Suriah juga terhambat oleh kerusakan besar yang dialami wilayah selatan Turki. Bantuan internasional ke Idlib, wilayah yang dikuasai pemberontak, selama ini disalrukan melalui selatan Turki yang kini mengalami kerusakan infrastruktur meluas.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan penyaluran bantuan ke barat laut Suriah "terganggu sementara" per Selasa (7/2/2023). Alasannya adalah sulitnya akses jalan dan kerusakan infrastruktur di Turki.
Emma Beals, peneliti di Middle East Institute, menuturkan kerusakan di Bandara Hatay Turki dan penyeberangan Bab Al-Hawa menyebabkan arus bantuan terhambat.
"Juga jangan lupa bahwa terdapat kebutuhan mendesak di Turki sendiri," kata Beals dikutip Associated Press.
Baels menyebut penyebarangan Bab Al-Hawa adalah titik krusial untuk menyalurkan bantuan internasional ke Suriah. Pasalnya, mandat PBB hanya mengizinkan penyaluran bantuan melalui jalur tersebut.
Negara-negara yang kontra atas pemerintahan Bashar Al-Assad tak mempercayai Damaskus untuk penyaluran bantuan. Berbagai kalangan di Barat curiga bantuan yang disalurkan ke Damaskus tidak akan bisa sampai ke wilayah yang tidak dikuasai pemerintah.
"Secara administratif dan logistis, sangat sulit untuk mendapatkan persetujuan," kata Natasha Hall, peneliti di Center for Strategic and International Studies.
"Sebab, pemerintah Suriah tidak mengakui organisasi-organisasi non-pemerintah yang bekerja di barat laut Suriah," lanjutnya.
Kepala Bulan Sabit Merah Suriah Khaled Hboubati berjanji pihaknya akan mengirimkan bantuan gempa ke semua wilayah Suriah, termasuk wilayah yang tidak dikuasai Assad. Namun, Uni Eropa dan Washington enggan memberi lampu hijau.
Sementara itu, di wilayah yang dikuasai Hayat Tahrir Al-Sham, penyalur bantuan asing diyakini segan masuk. Kelompok Hayat Tahrir Al-Sham ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS.
Hingga berita ini diturunkan, korban jiwa akibat gempa Turki-Suriah telah melampaui 11.000 jiwa. Di Suriah, lebih dari 2.600 orang dikonfirmasi tewas di wilayah yang dikuasia pemerintah ataupun pemberontak.
Baca Juga: Bayi Perempuan Ditemukan Lahir di Bawah Reruntuhan Gempa Suriah, Bertahan Namun Ibunya Meninggal
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press