Menilik Proyek Balon Mata-Mata AS, Ditargetkan Bisa Lacak Senjata Hipersonik
Kompas dunia | 5 Februari 2023, 20:07 WIBTom Karako, peneliti senior di Center for Strategic and International Studies (CSIS), menyebut balon udara memiliki segudang manfaat bagi militer AS. Teknologi ini dapat diterjunkan ke berbagai jenis misi militer AS.
"Platform dengan ketinggian tinggi atau sangat tinggi menyimpan banyak manfaat karena ketahanan mengudara, manuverabilitas, dan juga fleksibilitas untuk berbagai muatan," kata Karako, dikutip Politico.
Sepanjang 2020-2022, Pentagon dilaporkan telah menghabiskan sekitar 3,8 juta dolar untuk proyek balon udara mata-mata. AS pun berencana menambah anggaran proyek balon menjadi 27,1 juta dolar pada tahun fiskal 2023.
Pada 2019 lalu, AS pun dilaporkan menguji coba 25 balon udara mata-mata bertenaga surya di negara bagian Dakota Selatan.
Menurut laporan The Guardian yang melansir dokumen Komisi Komunikasi Federal AS (FCC), balon-balon itu dapat terbang hingga 400 kilometer.
Balon-balon tersebut dilaporkan membawa radar berteknologi tinggi yang didesain untuk melacak banyak unit kendaraan secara bersamaan, siang atau malam hari.
"Apa yang dijanjikan teknologi baru ini adalah melihat semuanya pada saat bersamaan," kata Arthur Holland Michel, salah satu direktur Center for the Study of the Drone di perguruan tinggi Bard College New York.
"Terkadang ini disebut sebagai 'combat TiVo' karena ketika suatu peristiwa terjadi di daerah yang diawasi, Anda dapat mengulang rekaman untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi, kemudian mengulangnya lagi untuk melihat siapa yang terlibat dan dari mana," lanjutnya.
Baca Juga: Pesawat Mata-Mata Bukan Praktik Baru dalam Hubungan China-AS, Mengingat Peristiwa Hainan 2001
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV, The Guardian, Politico