> >

Eks Tentara Rusia Ungkap Kengerian Penyiksaan ke Tawanan Ukraina, Tak Ada yang Berani Menentang

Krisis rusia ukraina | 3 Februari 2023, 21:29 WIB
Ilustrasi tentara Rusia. (Sumber: AP Photo)

WASHINGTON, KOMPAS. TV - Seorang eks tentara Rusia mengungkapkan kengerian penyiksaan terhadap tawanan Ukraina yang dilakukan rekan-rekannya.

Pernyataan mantan tentara Rusia ini menjadi laporan saksi mata yang langka dari dalam jajaran Moskow untuk membahas dugaan kejahatan perang Rusia.

Mantan tentara Rusia, Letnan Konstantin Yefremov mengatakan, ia menyaksikan wakil komandan menyiksa tawanan perang.

Bahkan, juga mengancam melakukan kekerasan seksual terhadap mereka.

Baca Juga: Perang Tak Kunjung Usai di Ukraina Bikin Korea Utara Tunda Kirim Pekerja Bantuan untuk Rusia

Yefremov menambahkan, tak satu pun bawahannya berani menentang apa yang dilakukan sang komandan.

“Ia bisa saja menembak mati saya atau orang lain yang mengatakan bahwa mereka tak setuju dengan hal itu,” ujar Yefremov kepada CNN, Kamis (2/2/2023).

Ia juga mengatakan dirinya menyaksikan langsung interogasi menyeramkan terhadap tiga tawanan Ukraina, yang dilakukan sang wakil komandan.

“Selan itu, ia juga terus mabuk, dan mengemudi ke desa terdekat di mana di sana juga ada tawanan perang. Sepanjang yang saya tahu, ada sekitar 20 tawanan perang Ukraina,” ujarnya.

Yefremov menjadi perwira Rusia tertinggi yang berbicara terbuka mengenai apa yang dilihatnya di Ukraina.

Ia berharap Amerika Serikat (AS) akan mengabulkan suaka kepadanya setelah ia melarikan diri dari Rusia bulan lalu, setelah diberhentikan dari militer karena menolak kembali ke Ukraina.

Baca Juga: Curhat Pekerja Anti-Pandemi China, Merasa Dilupakan Usai Kebijakan Nol-Covid Dicabut

“Saya meminta pengampunan kepada rakyat Ukraina, setelah saya datang ke tanah mereka dengan senjata di tangan,” katanya.

Kisah Yefremov merupakan kelanjutan dari pengakuan oleh mantan tentara bayaran Rusia, Kelompok Wagner awal pekan ini.

Ia mengungkapkan telah menyaksikan kebrutalan di Ukraina yang akhirnya mendorong dirinya untuk membelot.

Mantan anggota Kelompok Wagner, Andrei Medvedev, yang mencari suaka setelah menyeberang dari Rusia ke Norwegia, menuduh para rekrutan dan tahanan yang menolak berperang ke Ukraina, ditembak di depan pendatang baru Wagner.

 

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : CNN


TERBARU