Israel Tangkap 42 Warga Palestina Menyusul Pembunuhan 7 Warga Israel di Yerusalem
Kompas dunia | 28 Januari 2023, 19:47 WIBYERUSALEM, KOMPAS.TV – Rentetan kekerasan susulan terjadi di Yerusalem usai penembakan di sinagog kaum Yahudi di Yerusalem. Dua orang terluka dalam serangan penembakan di sekitar Kota Tua Yerusalem, Sabtu (28/1/2023), sementara sebelumnya aparat keamanan Israel menangkap 42 orang usai penembakan di Sinagog.
Serangan terbaru ini terjadi sehari setelah seorang pria bersenjata Palestina menembak mati tujuh orang Israel, dan beberapa jam setelah polisi Israel menangkap 42 orang, termasuk anggota keluarga pria bersenjata itu dan tetangganya di Yerusalem Timur yang dicaplok Israel, sebagai tanggapan.
Seperti dilaporkan New York Times, seorang juru bicara layanan tanggap darurat penyelamatan Magen David Adom (MDA) Israel mengatakan, dua pria, seorang berusia 23 tahun dan yang lainnya berusia 47 tahun berada dalam kondisi serius dengan luka tembak di bagian atas tubuh mereka.
MDA menggambarkan insiden di daerah Silwan di Yerusalem Timur sebagai “serangan teror penembakan”. Pihaknya menerima telepon darurat tentang serangan itu pada pukul 10.42 pagi.
Polisi mengatakan tersangka berhasil "dilumpuhkan", tanpa mengomentari apakah dia tewas atau terluka.
Warga Israel ditembak di luar sinagog di Yerusalem Timur dalam serangan paling mematikan di kota itu sejak 2008 dan di tengah salah satu bulan paling berdarah di Israel dan wilayah pendudukan, di luar perang skala penuh, dalam beberapa tahun.
Polisi Israel mengatakan pria bersenjata itu mulai menembaki orang-orang dengan pistol sekitar pukul 8.15 malam di luar sebuah gedung yang digunakan sebagai sinagoga di Neve Yaakov, sebuah pemukiman Israel di ujung utara Yerusalem Timur, sebuah daerah yang direbut oleh Israel pada tahun 1967 dan kemudian dianeksasi.
Baca Juga: Penembakan di Dekat Sinagog di Yerusalem, PM Israel Benjamin Netanyahu Minta Jangan Ada Balas Dendam
Tiga orang juga terluka, menurut polisi.
"Salah satu serangan teror terburuk yang pernah kami temui dalam beberapa tahun terakhir," kata Yaakov Shabtai, inspektur jenderal polisi Israel, setelah tiba di tempat kejadian Jumat malam.
Setelah membunuh tujuh orang, penyerang pergi dengan sebuah mobil dan dicegat oleh pasukan polisi sekitar lima menit kemudian, menurut pernyataan polisi. Dia kemudian ditembak mati oleh polisi setelah pengejaran dan baku tembak singkat.
Polisi kemudian menggambarkan penyerang sebagai penduduk Yerusalem Timur berusia 21 tahun yang bertindak sendiri, tetapi para pejabat tidak menyebutkan etnisnya. Baik media Israel maupun Palestina mengatakan dia adalah orang Palestina.
Pembunuhan di daerah Yahudi di kota itu merupakan eskalasi terbaru dari siklus yang sangat kejam di wilayah tersebut, di mana situasi tidak pernah tenang, dan kini mulai memburuk di musim semi dengan gelombang serangan tunggal Palestina terhadap orang Israel.
Urutan itu mendorong tentara Israel untuk mengintensifkan serangannya di wilayah Palestina di Tepi Barat.
Kampanye Israel menyebabkan kematian lebih dari 170 warga Palestina tahun 2022, jumlah korban tahunan tertinggi selama lebih dari 15 tahun, memicu gelombang baru kemarahan dan perlawanan Palestina.
Baca Juga: Saling Serang Rudal Israel-Palestina Kembali Terjadi, Buntut Serbuan ke Jenin
Serangan pada hari Jumat terjadi sehari setelah pembunuhan sembilan warga Palestina selama serangan tentara Israel di Jenin, di Tepi Barat yang diduduki, serangan paling mematikan dalam beberapa tahun.
Pejabat Hamas, kelompok militan Islam yang menguasai Jalur Gaza, memuji serangan di Yerusalem hari Jumat malam, menggambarkannya sebagai tanggapan atas serangan Israel sehari sebelumnya.
Video dan foto juga menunjukkan warga Palestina di seluruh wilayah pendudukan merayakan serangan itu dengan sorak sorai dan kembang api.
Peningkatan tajam dalam pertumpahan darah ini telah membuat orang Israel dan Palestina di seluruh Israel, Tepi Barat dan Gaza bersiap untuk kemungkinan kebakaran yang lebih besar.
Dan itu semua datang usai munculnya pemerintahan Israel yang baru dari kubu sayap paling kanan dalam sejarah Israel.
Tokoh-tokoh terkemukanya berjanji untuk mengambil tindakan lebih keras terhadap warga Palestina dan menegaskan hak eksklusif atas tanah yang diharapkan warga Palestina akan menjadi tulang punggung sebuah negara Palestina masa depan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/New York Times/Straits Times