Scholz Akhirnya Setuju Kirim Leopard 2 untuk Kiev, Tank Jerman Berlaga Lawan Tank Rusia di Ukraina
Krisis rusia ukraina | 25 Januari 2023, 19:15 WIBBERLIN, KOMPAS.TV - Pemerintah Jerman resmi menyetujui pengiriman tank Leopard 2 ke Ukraina, baik oleh Jerman maupun negara lain yang memiliki tank tersebut, Rabu (25/1/2023).
Melansir laporan Associated Press, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan persetujuannya setelah berminggu-minggu mempertimbangkan hal itu di tengah desakan yang makin kuat dari jajaran sekutu Jerman.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Jerman menyatakan pada awalnya akan memberi Ukraina satu kompi tank Leopard 2 A6, yang terdiri dari 14 kendaraan dari stoknya sendiri. Tujuannya adalah agar Jerman dan sekutunya memberi Ukraina total dua batalion, atau 88 tank.
Scholz mengatakan Jerman "bertindak dalam koordinasi yang erat" dengan sekutunya.
Keputusan yang lama ditunggu-tunggu itu muncul setelah para pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan kesepakatan awal telah dicapai bagi AS untuk mengirim tank M1 Abrams untuk membantu Kiev memukul mundur pasukan Rusia yang bercokol di timur hampir setahun sejak dimulainya perang.
Scholz bersikeras, setiap langkah untuk menyediakan Ukraina dengan tank Leopard 2 yang kuat perlu dikoordinasikan secara erat dengan sekutu Jerman, terutama AS.
Dengan membuat Washington menggunakan beberapa tanknya sendiri, Berlin berharap dapat menyebarkan risiko serangan balik dari Rusia.
Ekkehard Brose, kepala Akademi Federal untuk Kebijakan Keamanan militer Jerman, mengatakan mengikat AS ke dalam keputusan itu sangat penting, untuk menghindari Eropa sendirian menghadapi Rusia yang bersenjata nuklir.
Baca Juga: Jerman Beberapa Hari ke Depan Umumkan Pengiriman Tank Tempur Leopard 2 ke Ukraina
Tetapi dia juga mencatat signifikansi historis yang lebih dalam dari keputusan tersebut.
“Tank buatan Jerman akan berhadapan dengan tank Rusia di Ukraina sekali lagi,” katanya.
Ia menambahkan bahwa ini “bukan pemikiran yang mudah” bagi Jerman, yang menganggap serius tanggung jawabnya atas kengerian Perang Dunia II.
“Namun itu adalah keputusan yang tepat,” kata Brose, dengan alasan negara-negara demokrasi Baratlah yang harus membantu Ukraina menghentikan kampanye militer Rusia.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menggambarkan niat Jerman dan AS dengan tank-tank itu sebagai “rencana yang akan menghancurkan.”
"Saya yakin banyak spesialis memahami absurditas gagasan ini," kata Peskov kepada wartawan, Rabu (25/1/2023).
“Hanya karena aspek teknologi, ini adalah rencana yang agak merusak. Hal utama, ini adalah perkiraan yang sangat jelas tentang potensi (pasokan tank) yang akan ditambahkan ke angkatan bersenjata Ukraina. Itu adalah kekeliruan lain, yang agak parah,” kata pejabat Kremlin itu.
Peskov meramalkan “tank-tank ini akan terbakar seperti yang lainnya. Kecuali harganya sangat mahal, dan ini akan menjadi tanggungan pembayar pajak Eropa,” dia menambahkan.
Anggota pemerintah koalisi tiga partai Scholz menyambut baik berita tersebut menjelang pengumuman resmi.
Baca Juga: Rusia Ancam Jerman Terkait Pengiriman Tank Leopard 2 ke Ukraina
"Leopard telah dilepaskan!" kata anggota parlemen Jerman Katrin Goering-Eckardt, seorang anggota parlemen senior dari Partai Hijau.
Marie-Agnes Strack-Zimmermann, seorang anggota Partai Demokrat Bebas yang mengepalai komite pertahanan parlemen, mengatakan berita itu "melegakan Ukraina yang berani dan teraniaya."
“Keputusan untuk menyetujui (permintaan negara lain) dan memasok Leopard 2 sulit, tetapi tidak dapat dihindari,” katanya.
Strack-Zimmermann menjadi salah satu suara paling keras yang mendesak adanya keputusan cepat tentang pasokan senjata ke Ukraina.
Namun, dua partai oposisi yang lebih kecil mengkritik langkah tersebut. Alternatif sayap kanan untuk Jerman menyebut keputusan itu "tidak bertanggung jawab dan berbahaya".
“Akibatnya, Jerman berisiko ditarik langsung ke dalam perang,” kata salah satu pemimpinnya, Tino Chrupalla. Partai yang dikenal dengan akronim AfD ini punya hubungan persahabatan dengan Rusia.
Partai Kiri, yang juga memiliki hubungan bersejarah dengan Moskow, memperingatkan kemungkinan eskalasi konflik.
Baca Juga: Meneropong Tank Leopard 2 yang Segera Dikirim ke Ukraina, Indonesia Punya Lebih 100 Unit
“Pasokan tank tempur Leopard, yang mengakhiri tabu selama ini, berpotensi membawa kita lebih dekat ke perang dunia ketiga daripada ke arah perdamaian di Eropa,” kata pemimpin parlemen partai tersebut, Dietmar Bartsch, kepada kantor berita Jerman dpa.
Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan pemilih Jerman terpecah atas gagasan tersebut. Tekanan pada Scholz meningkat minggu ini setelah Polandia secara resmi meminta Jerman untuk menyetujui pengiriman tank Leopard 2 dari persediaan Polandia ke Ukraina.
Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, menuduh Jerman "menunda, mengelak, dan bertindak dengan cara yang sulit dipahami" dalam hal memasok tank, dan melangkah lebih jauh dengan mengklaim bahwa Berlin tampaknya tidak ingin membantu Ukraina.
Negara-negara Eropa lainnya juga menunjukkan kesediaan untuk berpisah dengan tank tempur mereka sendiri sebagai bagian dari koalisi yang lebih besar.
Mingguan berita Jerman Der Spiegel melaporkan, Berlin pada awalnya dapat menyetujui pasokan satu perusahaan tank, yang terdiri dari 14 kendaraan.
Tetapi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menjelaskan pada Selasa malam bahwa dia berharap untuk menerima lebih banyak tank dari sekutu barat.
“Ini bukan tentang lima, atau 10, atau 15 tank. Kebutuhannya lebih besar,” ujarnya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Associated Press