> >

Indonesia Kutuk Pembakaran Al-Quran di Stockholm, PM Swedia Akhirnya Buka Suara

Kompas dunia | 23 Januari 2023, 12:53 WIB
Wajah Rasmus Paludan, pemimpin partai politik Denmark Stram Kurs yang artinya Garis Keras. Paludan membakar Al Quran di Stockholm Swedia setelah mendapat izin aparat Swedia dan membakar Al Quran di bawah perlindungan polisi Swedia. (Sumber: Berlingske)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia mengutuk keras pembakaran Al-Quran yang dilakukan politikus sayap kanan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan.

Paludan melakukan pembakaran Al-Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Sabtu (21/1/2023).

Kecaman tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Ri lewat akun resminya di Twitter, Minggu (22/1/2023).

“Indonesia mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci Al-Quran oleh Rasmus Paludan, politisi Swedia, di Stockhol,” bunyi pernyataan dikutip dari Antara.

Baca Juga: Ada Demonstrasi Anti-Turki dan Bakar Al-Quran, Ankara Batalkan Kunjungan Menhan Swedia

Kemlu mengatakan aksi tersebut merupakan penistaan kita suci serta melukai dan menodai toleransi umat beragama.

Selain itu mereka juga menegaskan kebebasan berpendapat seharusnya dilakukan secara bertanggung jawab.

Selain Indonesia, Malaysia, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) juga mengecam aksi Paludan.

Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson pun buka suara dan ikut mengutuk aksi pembakaran Al-Quran itu.

“Kebebasan berpendapat merupakan bagian fundamental dari demokrasi. Tetapi sesuatu yang legal belum tentu sesuai. Membakar buku-buku yang suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tak sopan,” ujarnya dikutip dari VOA.

“Saya ingin mengungkapkan simpati untuk semua Muslim yang tersinggung dengan apa yang terjadi di Stockholm hari ini,” ucapnya.

Apa yang dilakukan Paludan sejauh ini diyakini merusak usaha Stockholm untuk meyakinkan Turki agar Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO.

Baca Juga: Pemimpin Partai Politik Denmark Bakar Al Qur'an di Swedia dengan Perlindungan Polisi, Turki Murka

Turki merupakan anggota NATO yang saat ini masih menentang bergabungnya Swedia dan Finlandia dalam aliansi militer Barat tersebut.

Turki merasa Swedia dan Finlandia melindungi kelompok yang oleh mereka yakini sebagai organisasi teroris.

Sedangkan untuk bergabung dengan NATO dibutuhkan persetujuan seluruh anggota aliansi militer tersebut.

Swedia dan Finlandia memutuskan bergabung dengan NATO, setelah Rusia menyerang Ukraina.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara/VOA


TERBARU