Rusia Umumkan Rampungnya Pembuatan Hulu Ledak Nuklir Super Torpedo Poseidon, Seperti Ini Ngerinya
Kompas dunia | 17 Januari 2023, 06:20 WIBPresiden Vladimir Putin telah menempatkan wilayah yang direbut oleh Rusia di Ukraina di bawah payung nuklir Moskow. Ini menjadi peringatan bahwa Putin siap untuk mempertahankan “keutuhan wilayah” Rusia dengan segala cara yang tersedia.
Amerika Serikat sendiri mengatakan telah memperingatkan Rusia tentang konsekuensi dari setiap penggunaan senjata nuklir.
Rusia dan Amerika Serikat akan mengadakan pembicaraan di Kairo pada pekan ini tentang perjanjian START Baru, yang membatasi jumlah hulu ledak yang dapat dikerahkan masing-masing.
Tetapi Moskow menarik diri menjelang pertemuan itu, menuduh Amerika Serikat melakukan perilaku beracun anti-Rusia dan mencoba memanipulasi perjanjian itu untuk keuntungannya.
Baca Juga: Rusia Terjunkan Rudal Avangard, Disebut Bisa Hajar Target di Seluruh Dunia Kurang dari 30 Menit
Poseidon adalah 'Torpedo Otonom Bersenjata Nuklir Bertenaga Nuklir Antarbenua'. Ini adalah torpedo raksasa yang dapat menghantam kota-kota pesisir dengan hasil kiamat. Dibandingkan dengan rudal balistik antarbenua itu sangat lambat tapi mungkin tak terbendung.
Rusia berpendapat super torpedo Poseidon juga dapat digunakan sebagai senjata nuklir taktis melawan kapal perang. Target bernilai tingginya akan mencakup kapal induk.
Kecepatan senjata yang diperkirakan, sekitar 70 knot, cukup cepat untuk membuatnya secara realistis tidak dapat ditandingi oleh torpedo yang ada. Tingkat kedalaman operasinya yang mungkin sedalam 1.000 meter, membuatnya tidak terjangkau. Perencana Barat harus mengembangkan senjata baru untuk mencegatnya. Dan itu akan memakan banyak waktu dan investasi.
Reaktor nuklir memberikan senjata pada dasarnya jangkauan tak terbatas. Ini memberinya tingkat fleksibilitas operasional baru dalam hal peluncuran dan lokasi target.
Meskipun terbatas pada target di laut atau pantai, seperti New York, dan Los Angeles, torpedo super itu dapat diluncurkan dari bawah perlindungan lapisan es, atau dari perairan pantai.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times/US Naval Institute/TASS