Jerman Didesak Tingkatkan Pengiriman Bantuan Senjata ke Ukraina, Scholz Pilih Hati-Hati
Krisis rusia ukraina | 14 Januari 2023, 02:05 WIBBERLIN, KOMPAS.TV — Jerman akan terus "menimbang setiap langkah dengan hati-hati" dan berkonsultasi dengan sekutunya soal pengiriman senjata lebih lanjut ke Ukraina, kata Kanselir Olaf Scholz, Jumat (13/1/2023).
Pernyataan itu dilontarkan Scholz saat dia menghadapi tekanan yang meningkat untuk menyetujui Jerman membuat tank tempur untuk Kiev, seperti laporan Associated Press.
Jerman telah memberikan bantuan militer yang substansial kepada Ukraina sejak serangan Rusia, termasuk howitzer, senjata anti-pesawat self-propelled Gepard dan yang pertama dari empat sistem rudal permukaan-ke-udara IRIS-T.
Pekan lalu, diumumkan mereka akan mengirim 40 pengangkut personel lapis baja Marder, sebuah langkah yang datang bersamaan dengan langkah serupa oleh Amerika Serikat (AS) dan Prancis – dan juga baterai rudal pertahanan udara Patriot.
Tetapi para kritikus, beberapa orang di dalam koalisi pemerintahan Jerman, telah lama mengeluhkan keragu-raguan yang dirasakan Scholz untuk mengambil langkah selanjutnya dalam hal pengiriman senjata.
Scholz mewaspadai tekanan semacam itu, bersikeras Jerman tidak akan melakukannya sendiri dengan pengiriman seperti itu. Scholz menunjuk pada kebutuhan untuk memastikan bahwa NATO tidak menjadi pihak dalam perang dengan Rusia.
Keputusan tentang pengiriman APC Marder disambar para pendukung domestik dengan desakan untuk memasok tank tempur Leopard 2 yang lebih berat.
Ada juga tekanan dari luar negeri: Presiden Polandia hari Rabu mengatakan negaranya ingin mengirim satu kompi tank Leopard yang berjumlah 14 tank ke Ukraina. Tetapi, langkah itu hanya mungkin dilakukan sebagai elemen dalam koalisi bantuan tank internasional yang lebih besar.
Baca Juga: Giliran Jerman akan Kirim Tank Angkut Pasukan dan Sistem Rudal Pertahanan Udara Patriot ke Ukraina
Warsawa juga membutuhkan izin Jerman untuk mengirimkan kendaraan buatan Jerman tersebut.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Associated Press