Demi Berhemat di Tengah Krisis, Sri Lanka Pangkas Sepertiga Kekuatan Militernya hingga Tahun 2030
Kompas dunia | 14 Januari 2023, 04:05 WIBHarga-harga di Sri Lanka melonjak tajam, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal terjadi, dan rakyat mengamuk merangsek masuk ke istana presiden. Krisis juga mampir di negara maju seperti Inggris, yang bahkan membuat anak-anak sekolah kelaparan karena orangtuanya tak mampu menyediakan bekal makan siang.
Sri Lanka mendapat pinjaman dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), sebesar 2,9 miliar dollar AS. Jumlah itu sekitar Rp43,2 triliun (kurs Rp14.884).
Pinjaman itu diberikan dengan pengaturan 48 bulan di bawah Fasilitas Dana yang Diperpanjang (Extended Fund Facility/EFF).
IMF mengatakan, pengaturan EFF baru itu akan mendukung program Sri Lanka guna memulihkan stabilitas ekonomi.
"Sri Lanka sedang menghadapi krisis akut. Kerentanan berkembang karena penyangga (buffer) eksternal yang tidak memadai dan dinamika utang publik yang tidak berkelanjutan," demikian pernyataan resmi IMF, seperti dikutip dari Antara, Senin (5/9/2022).
IMF mengungkapkan kondisi ekonomi Sri Lanka saat ini. Ekonomi negara itu akan minus 8,7 persen pada 2022, inflasi tembus 60 persen, dan dampaknya ditanggung secara tidak proporsional oleh masyarakat miskin dan rentan.
"Berdasarkan keadaan ini, program otoritas Sri Lanka, yang didukung oleh IMF, akan bertujuan untuk menstabilkan ekonomi, melindungi mata pencaharian rakyat Sri Lanka, dan mempersiapkan landasan bagi pemulihan ekonomi serta mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif," kata IMF.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Straits Times