Protes Kenaikan Upah yang Tak Sebanding Inflasi, 25 Ribu Pekerja Ambulans Inggris Mogok Massal
Kompas dunia | 12 Januari 2023, 03:05 WIBLONDON, KOMPAS.TV – Sekitar 25 ribu pekerja ambulans Inggris melakukan aksi mogok massal pada Rabu (11/1/2023). Aksi mogok kali kedua sejak Desember 2022 ini dilakukan terkait perselisihan dengan pemerintah terkait gaji.
Melansir Associated Press, Kamis (12/1), para pejabat kesehatan telah memperingatkan bahwa aksi mogok pada Rabu (11/1) akan berdampak lebih buruk ketimbang aksi pada Desember lalu. Lantaran, lebih banyak pekerja yang turut beraksi, termasuk penerima telepon ambulans, paramedis, dan sopir ambulans.
Baca Juga: Kargo Terkontaminasi Uranium Ditemukan di Bandara London, Inggris Waspada
Para pemimpin serikat menyebut, kisaran gaji sejumlah pekerja kesehatan publik, termasuk penerima telepon dan sopir ambulans, nyaris berada di bawah upah minimum nasional.
“Saat orang menuding kami telah menempatkan publik dalam risiko, saya akan bilang, pemerintahlah yang telah menempatkan publik dalam risiko karena terus-menerus menolak berbicara pada kami. Tak ada tawaran di atas meja,” ujar Christina McAnea, sekretaris jenderal serikat UNION di Sheffield di utara Inggris.
Dilaporkan bahwa warga Inggris tetap dapat menelepon ambulans jika ada kasus darurat yang mengancam nyawa seperti gagal jantung atau kecelakaan jalan raya yang serius, dan ambulans akan merespons situasi darurat itu.
Namun, kasus kurang urgen tak akan diprioritaskan, dan sejumlah warga akan terpaksa menempuh perjalanan sendiri ke rumah sakit.
Baca Juga: Prancis, Spanyol dan Inggris Perketat Pengawasan Penerbangan dari China
Beberapa bulan terakhir, sejumlah pekerja sektor lain, termasuk perawat, sopir bus dan masinis serta pekerja pos, turut bergabung dalam aksi mogok massal. Aksi terbesar di Inggris dalam beberapa dekade belakangan ini menuntut gaji pekerja yang lebih baik, seiring inflasi yang meroket hingga menyentuh angka tertinggi di Inggris sejak awal 1980-an.
Inflasi meroket hingga 11,1 persen pada Oktober 2022, sebelum kemudian menurun sedikit ke angka 10,7 persen pada November lalu.
Gaji pekerja, terutama di sektor publik, rupanya tak sejalan dengan kenaikan cepat biaya hidup.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press