> >

Diplomat Moskow: Perkembangan Hubungan Rusia-Asia Jadi Mimpi Buruk Barat

Krisis rusia ukraina | 10 Januari 2023, 18:30 WIB
Ilustrasi. Presiden Rusia Vladimir Putin sendirian saat menghadiri kebaktian di Gereja Kristen Ortodoks untuk merayakan Natal, Sabtu (7/1/2023). (Sumber: Mikhail Klimentyev/Russian Presidential Press and Information Office/TASS)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrey Rudenko menyatakan, perkembangan hubungan yang dinamis antara Federasi Rusia dengan negara-negara Asia adalah "mimpi buruk" ekonomi dan politik bagi Barat. Ia menuduh negara-negara Barat mengambil haluan kebijakan yang anti-Rusia.

"Mimpi buruk ekonomi dan politik terbesar bagi Barat dalam kerangka strategis anti-Rusia mereka, tak peduli apakah itu diimplementasikan dengan latar belakang operasi militer khusus (invasi Ukraina) atau dari motif-motif lain yang lebih dalam, adalah hubungan kami yang berkembang secara dinamis dengan Asia," kata Rudenko kepada Izvestia via TASS, Selasa (10/1/2023).

Baca Juga: Rusia Lancarkan Serangan Habis-habisan ke Ukraina Timur, Jalanan Penuh Mayat Bergelimpangan

Lebih lanjut, Rudenko menyebut dunia modern saat ini tidak mau "mengikuti permainan yang dipaksakan Barat." Ia menyebut semakin banyak negara yang tidak ingin bergabung ke blok-blok bikinan Barat.

"Negara-negara yang berorientasi positif tidak terburu-buru masuk ke 'koalisi orang-orang berpikiran seragam' baru yang tertutup, meladeni skema blok-blok, hanya demi memuaskan ambisi geopolitik dan geoekonomi Washington dan sekutu-sekutunya," kata Rudenko.

Kata Rudenko, negara-negara Asia dipandu oleh prinsip kesejahteraan dan kemakmuran negara. Sehingga, negara-negara Asia tidak mau terlibat dalam rivalitas geopolitik Barat.

Rusia sendiri dikenai sanksi meluas oleh negara-negara Barat usai invasi ke Ukraina sejak Februari 2022 lalu. Namun, Moskow tetap menjalin hubungan dengan banyak negara Asia, terutama China dan India.

India meningkatkan jumlah impor minyak dari Rusia sejak perang meletus. Sedangkan China, kendati enggan mendukung tindakan invasi Kremlin, tetap menjaga hubungan persahabatan dengan Rusia.

Baca Juga: Menlu Rusia Klaim Belasan Negara Tertarik Gabung BRICS, Impian Moskow Saingi G7 Terwujud?

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : TASS


TERBARU