Rezim Kim Jong-Un Hukum 4 Pelajar Korea Utara Kerja Paksa, Gegara Gunakan Dialek Korea Selatan
Kompas dunia | 8 Januari 2023, 11:14 WIBPYONGYANG, KOMPAS.TV - Empat pelajar Korea Utara dilaporkan telah dikeluarkan dari sekolahnya dan dihukum kerja paksa oleh rezim Kim Jong-un.
Keempat pelajar Korea Utara itu dipaksa bekerja di tambang batu bara gara-gara diyakini menggunakan dialek Korea Selatan
Pasalnya, cara mereka berbicara terdengar seperti telah mendengar hiburan dari negara tetanggnya itu.
Kim Jong-un selama ini memang dikenal sering memberikan hukuman berat bagi penyelundup yang membawa musik, film atau siaran TV asing ke Korea Utara.
Baca Juga: Eks Dubes Korea Utara Hilang, Diyakini Dieksekusi Mati Kim Jong-Un Tahun Lalu
Bahkan ada yang dihukum mati karena melakukan penyelundupan tersebut.
Dikutip dari Mirror, empat pelajar yang ditahan diyakini menggunakan tipe dialek yang lebih halus seperti orang Korea Selatan.
Selain itu, mereka juga diklaim menggunakan Bahasa dari Korea Selatan.
Para pelajar ini dilaporkan dikirim ke pertambangan Batu Bara di wilayah Onsong, yang dekat dengan perbatasan China.
Keempatnya ditangkap pada pada Desember lalu setelah menggunakan istilah Korea Selatan yang didengar oleh agen Korea Utara di ruang tunggu kereta api.
Mereka menggunakan dialek Korea Selatan untuk kata yang diterjemahkan sebagai madu.
Mereka diperintahkan untuk bekerja di tambah batu bara, setelah kasus ini ditangani oleh Komite Partai Buruh Korea tingkat provinsi.
Dilaporkan Radio Free Asia, menggunakan dialek Seoul saat ini tengah menjadi tren bagi pemuda Korea Utara.
Namun, rezim Kim Jong-un melihat hal itu sebagai upaya kontra revolusioner.
Baca Juga: Datang ke Indonesia Hari Ini, PM Malaysia Anwar Ibrahim akan Tandatangani 8 Nota Kesepahaman
“Fenomena penggunaan ‘aksen boneka’didefinisikan oleh Komite Pusat sebagai tindakan bersimpati yang tak termaafkan dengan plot menyusup ke ideologi dan budaya borjuis,” ujar salah seorang warga di Hamgyong Utara.
Apa yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa pihak berwenang semakin memperkuat pendirian mereka terkait hal itu.
Pasalnya permintaan maaf tertulis dari orang yang tertangkap dengan menyatakan bahwa mereka tak akan menggunakan dialek tersebut di masa lalu sudah cukup untuk mengakhiri masalah ini.
Tapi kini, warga mengatakan Pemerintah Korea Utara telah memerintahkan tindakan balasan yang kuat, dan mengatakan fenomena penggunaan aksen Korea Selatan adalah kejahata kontra-revolusioner yang dapat menghancurkan negara.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : Mirror