> >

China Hentikan Publikasi Data Harian Covid-19 saat Wabah Virus Corona Kian Parah

Kompas dunia | 26 Desember 2022, 09:58 WIB
China sedang berjuang melawan gelombang infeksi baru yang menyerang keras para lansia tetapi secara resmi mencatat hanya segelintir kematian akibat virus corona (Sumber: France24)

BEIJING, KOMPAS.TV - China akhirnya menghentikan publikasi data harian Covid-19, meski wabah saat ini kian parah.

Adalah Komite Nasional Kesehatan China (NHC) yang memutuskan menghentikan publikasi tersebut.

Penghentian publikasi data harian Covid-19 itu muncul di tengah kekhawatiran tentang keandalan angka tersebut, setelah penularan meledak usai dilakukannya pelonggaran pembatasan yang sebelumnya begitu ketat.

“Informasi Covid yang relevan akan diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China untuk referensi dan penelitian,” bunyi pernyataan komite itu dikutip dari The Guardian, Minggu (25/12/2022).

Baca Juga: Bocor! Terungkap Laporan 250 Juta Orang di China Terkena Covid-19 pada Desember 2022

Namun, mereka tak menyebutkan alasan perubahan, atau seberapa sering badan tersebut akan memperbarui publik dengan informasi Covid-19 yang baru.

Penghentian tiba-tiba pelaporan penularan harian dan total kematian terjadi ketika kekhawatiran kurangnya informasi penting yang tersedia sejak Beijing membuat perubahan besar-besaran pada kebijakan nol-Covid.

Terlepas dari rekor lonjakan infeksi, NHC telah melaporkan tak ada kematian akibat Covid-19 secara nasional selama empat hari berturut-turut sebelum menghentikan rilis data.

Pekan lalu, China mempersempit definisi kematian akibat Covid-19, hanya menghitung kematian akibat pneumonia atau gagal napas akibat Covid-19.

Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa China kesulitan untuk menjaga perhitungan infeksi Covid-19.

Baca Juga: Serangan Gelombang Beku Parah di Seluruh AS Tewaskan Sedikitnya 24 Nyawa, Diyakini Terus Bertambah

WHO belum menerima data dari China tentang rawat inap Covid-19 terbaru, sejak Beijing melonggarkan pembatasannya.

Kurangnya transparansi data mempersulit pemantauan skala wabah Covid-19 terbaru.

Secara resmi, China melaporkan kurang dari 10 kematian terkait Covid-19 dalam dua pekan terakhir.

Tetapi, lonjakan permintaan krematorium di China ditafsirkan sebagai bukti bahwa jumlah kematian sebenarnya jauh lebih tinggi.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Guardian


TERBARU