AS Luncurkan Satelit Canggih SWOT, Mampu Petakan Samudra Sungai dan Danau untuk Antisipasi Bencana
Kompas dunia | 17 Desember 2022, 01:22 WIBCALIFORNIA, KOMPAS.TV - Satelit Amerika Serikat (AS) dan Prancis yang akan memetakan hampir seluruh samudra, danau, dan sungai di dunia meluncur ke orbit dari California, AS, Jumat (16/12/2022).
Peluncuran satelit pada dini hari di atas roket SpaceX dari Vandenberg Space Force Base di California itu menutup tahun yang sangat sukses bagi NASA.
Seperti laporan Associated Press, satelit itu dijuluki SWOT, kependekan dari Surface Water and Ocean Topography (Topografi Air Permukaan dan Laut).
Menurut para ilmuwan, satelit ini sangat dibutuhkan karena perubahan iklim memperburuk kekeringan, banjir dan erosi pantai.
Sorak-sorai di pusat kendali di California dan Prancis langsung hingar-bingar saat pesawat ruang angkasa itu memulai misinya.
"Ini adalah momen yang sangat penting, dan saya sangat gembira karenanya," kata ilmuwan program NASA Nadya Vinogradova-Shiffer. "Kita akan melihat lautan dan sungai di Bumi seperti yang belum pernah kita lihat sebelumnya."
Seukuran mobil jip, satelit tersebut akan mengukur ketinggian air di lebih dari 90 persen permukaan bumi, memungkinkan para ilmuwan untuk melacak aliran dan mengidentifikasi potensi area berisiko tinggi.
Satelit tersebut juga akan menyurvei jutaan danau serta 2,1 juta kilometer sungai.
Satelit akan menembakkan denyutan radar ke Bumi, yang sinyalnya dipantulkan kembali untuk diterima oleh sepasang antena, satu di setiap ujung boom 10 meter.
Satelit tersebut dapat memantau arus dan pusaran kurang dari 21 kilometer, serta wilayah laut di mana air dari berbagai suhu bergabung.
Baca Juga: Rusia Ancam Tembak Satelit Komersial Barat yang Digunakan untuk Bantu Ukraina
Armada NASA yang terdiri dari hampir 30 satelit pengamat Bumi tidak dapat melihat fitur sekecil itu. Dan sementara satelit yang lebih tua ini dapat memetakan luas danau dan sungai, pengukuran satelit-satelit sebelumnya tidak begitu rinci, kata Tamlin Pavelsky dari University of North Carolina, yang jadi bagian dari misi tersebut.
Salah satu fungsi terpenting, satelit akan mengungkap lokasi dan kecepatan kenaikan permukaan laut serta pergeseran garis pantai, yang merupakan kunci untuk menyelamatkan nyawa dan harta benda.
Cakupan satelit canggih tersebut mampu memantau dunia antara Kutub Utara dan Antartika setidaknya sekali setiap tiga minggu, karena mengorbit lebih dari 890 kilometer. Misi ini diperkirakan akan berlangsung selama tiga tahun.
Laurie Leshin, direktur Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California, mencatat meskipun badan tersebut dikenal dengan penjelajah Mars dan teleskop luar angkasa, "inilah planet yang paling kami pedulikan."
"Kami punya banyak perhatian untuk Bumi," dengan lebih banyak lagi misi survei dunia yang direncanakan dalam beberapa tahun ke depan, tambahnya.
NASA dan Badan Antariksa Prancis berkolaborasi dalam proyek SWOT senilai $1,2 miliar, sekitar 20 tahun dalam pembuatan. Inggris dan Kanada juga ikut serta berpartisipasi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Associated Press