NATO Kembali Janjikan Ukraina Jadi Anggota di Masa Depan, Kini Genjot Bantuan Hadapi Musim Dingin
Krisis rusia ukraina | 30 November 2022, 02:05 WIBBUCHAREST, KOMPAS.TV — Negara anggota NATO menegaskan kembali komitmen mereka terhadap Ukraina: negara yang tengah dilanda perang itu suatu hari akan menjadi anggota aliansi keamanan terbesar di dunia itu. Komitmen itu dinyatakan NATO dalam pertemuan di Bucharest atau Bukares, Rumania, Selasa (29/11/2022).
Seperti laporan Associated Press, pertemuan tersebut juga menghasilkan janji negara anggota NATO untuk memberi lebih banyak bantuan, dari bantuan menghadapi musim dingin hingga bantuan artileri, untuk membantu angkatan bersenjata Ukraina yang terkepung untuk melawan Rusia.
Janji dukunganitu berlangsung saat Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bertemu menlu negara anggota NATO, Selasa, untuk menggalang dukungan yang sangat dibutuhkan guna memastikan bahwa Moskow gagal mengalahkan Ukraina karena membombardir infrastruktur energi vital.
“Pintu NATO terbuka,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg sebelum memimpin pertemuan.
“Rusia tidak punya hak veto” terhadap negara-negara yang ingin bergabung, katanya mengacu pada masuknya Makedonia Utara dan Montenegro baru-baru ini ke dalam NATO.
Stoltenberg mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin "akan segera membuat Finlandia dan Swedia sebagai anggota NATO".
Baca Juga: Mengejutkan! Drone NATO Disebut Berusaha Masuki Rusia Sejak Invasi Putin ke Ukraina Belum Terjadi
Negara Nordik itu mengajukan keanggotaan NATO bulan April, khawatir Rusia akan menargetkan mereka selanjutnya.
“Kami mendukung itu juga, tentang keanggotaan untuk Ukraina,” kata mantan perdana menteri Norwegia itu.
Intinya, Stoltenberg mengulangi sumpah yang dibuat oleh para pemimpin NATO di Bukares pada 2008, di Istana Parlemen yang luas di mana para menteri luar negeri bertemu minggu ini, bahwa Ukraina, dan juga Georgia, akan bergabung dengan aliansi itu, namun suatu hari nanti.
Beberapa pejabat dan analis percaya langkah ini, dicetuskan pada sekutu NATO oleh mantan Presiden AS George W. Bush, ikut bertanggung jawab atas perang yang diluncurkan Rusia di Ukraina pada bulan Februari. Namun, Stoltenberg tidak setuju.
“Presiden Putin tidak dapat menyangkal negara berdaulat untuk membuat keputusan berdaulat mereka sendiri yang bukan merupakan ancaman bagi Rusia,” katanya. “Saya pikir yang dia takuti adalah demokrasi dan kebebasan, dan itulah tantangan utama baginya,” tukas Stoltenberg.
Di luar kebutuhan mendesak Ukraina, NATO ingin melihat bagaimana ia dapat membantu negara itu dalam jangka panjang, dengan meningkatkan peralatan era Sovietnya ke standar modern NATO dan memberikan lebih banyak pelatihan militer.
Ini akan membantu Ukraina untuk bergabung dengan NATO lebih cepat, di tahun-tahun setelah perang berakhir.
Baca Juga: Warga Kherson Mengungsi Hindari Musim Dingin Tanpa Listrik, Ukraina Tuding Rusia Bunuh 32 Sipil
Menlu Slovakia Rastislav Kacer mengatakan NATO harus membantu Ukraina sehingga transisi ke keanggotaan penuh akan sangat lancar dan mudah setelah NATO dan Kiev siap untuk pembicaraan aksesi.
Meski begitu, Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO dalam waktu dekat.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Associated Press