Barisan Nasional Masih Terpecah Mau Dukung Siapa, Minta Pertemuan dengan Raja Malaysia Diundur
Kompas dunia | 23 November 2022, 10:15 WIBKUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Mantan koalisi penguasa Malaysia, Barisan Nasional, hari Rabu, (23/11/2022) menginginkan lebih banyak waktu untuk memutuskan siapa yang akan didukung sebagai perdana menteri berikutnya. Ketidakpastian ini memperpanjang kebuntuan politik yang muncul setelah pemilihan nasional yang tidak meyakinkan pekan lalu.
Seperti laporan Straits Times, Rabu, (23/11/2022), 30 anggota parlemen dari Barisan Nasional (BN) yang dipimpin UMNO punya dua pilihan: pemimpin oposisi Anwar Ibrahim dari Pakatan Harapan (PH) atau mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin yang memimpin Perikatan Nasional (PN).
Sejak itu BN meminta untuk menunda audiensi hari Rabu dengan Raja Sultan Abdullah Ahmad Shah. Raja sejauh ini belum menanggapi.
“Jika memungkinkan, kami ingin menundanya untuk mempertimbangkan beberapa masalah,” kata wakil presiden Kongres India Malaysia MIC M. Saravanan. “Sekretaris Jenderal UMNO telah memberi tahu Istana tentang hal ini.”
MIC adalah anggota BN.
Dewan tertinggi BN mengadakan pertemuan hari Selasa malam tetapi para pemimpin yang hadir bungkam atas hasil pertemuan tersebut.
Ketua UMNO Sabah Bung Moktar Radin mengatakan ada “masa tenang” atau cooling down bagi Anggota Parlemen Barisan Nasional, dan tidak ada keputusan yang dibuat oleh koalisi.
“Kami memang berdiskusi, tapi keputusannya adalah cooling down agar tenang berpikir, karena kita punya 30 anggota parlemen di sini, kita tidak boleh ribut,” katanya.
Baca Juga: Pertarungan Politik Malaysia Buntu, Raja Minta Pembentukan Pemerintah Persatuan
Pemimpin senior UMNO Hishammuddin Hussein secara singkat mengomentari masalah tersebut.
“Kalau tidak jadi, ya ditunda,” kata Datuk Seri Hishammuddin.
Sekretaris Jenderal MCA Datuk Chong Sin Woon mengatakan keputusan BN tetap berlaku - bahwa BN tidak akan mendukung koalisi Pakatan Harapan PH maupun Perikatan Nasional PN.
"Kami tidak akan mendukung pakta apa pun untuk membentuk pemerintahan," kata Chong singkat.
Malaysia berada dalam limbo politik sejak pemilihan umum 19 November.
PH memenangkan jumlah kursi parlemen tertinggi, tetapi 82 kemenangannya tidak mencapai mayoritas sederhana yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan.
Sebuah pakta dengan BN, yang memenangkan 30 kursi, akan membantunya memenuhi ambang batas 112 kursi yang disyaratkan. Namun BN pada Selasa mengatakan tidak akan mendukung baik PH maupun PN yang meraih 73 kursi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Straits Times