Piala Dunia Tunjukkan Kebangkitan Qatar dan Harapan Pendekatan Baru Arab yang Dulu Saling Cakar
Kompas dunia | 21 November 2022, 05:25 WIBAL KHOR, KOMPAS.TV — Qatar membuka Piala Dunia pertama di Timur Tengah pada hari Minggu (20/11/2022), dengan dihadiri penguasanya yang duduk di sebelah para pemimpin dua negara Arab, yaitu Mesir dan Arab Saudi.
Padahal, hanya satu setengah tahun sebelumnya kedua negara itu menjadi bagian dari boikot yang mencoba membawa Qatar yang kaya energi bertekuk lutut, seperti laporan Associated Press, Minggu, (20/11/2022).
Tidak ada pemimpin negara-negara besar Barat yang terlihat pada upacara pembukaan turnamen di Qatar, yang menghadapi kritik keras, terutama di Eropa, atas perlakuannya terhadap buruh migran dan komunitas LGBTQ.
Tetapi kehadiran Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi menunjukkan seberapa jauh Qatar telah melangkah sejak boikot yang menyebabkan satu-satunya jalur perbatasan darat dan udaranya terputus selama bertahun-tahun sebagai bagian dari perselisihan politik.
Juga di mimbar terlihat para pemimpin seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang memberikan garis hidup vital ke Qatar selama krisis.
Penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum dan putranya hadir atas nama Uni Emirat Arab.
Sheikh Mohammed bin Rashid al Maktoum menjabat sebagai wakil presiden dan perdana menteri UEA - dan Dubai yang bertabur gedung pencakar langit telah lama menjadi fokus investasi Qatar.
Yang tidak terlihat adalah presiden UEA, penguasa Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, dan raja Bahrain.
Baca Juga: Wow! Ternyata Piala Dunia Qatar jadi Gelaran Piala Dunia Termahal, Segini Biayanya!
Analis percaya keduanya tetap sangat skeptis terhadap Qatar dan ketidakhadiran mereka menunjukkan bahwa pemulihan hubungan penuh di negara-negara Teluk Arab rasanya masih jauh.
Putra mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman tersenyum lebar dan duduk hanya berjarak satu kursi dari Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, emir yang berkuasa di Qatar, pada upacara pembukaan di Al Khor di utara ibu kota, Doha.
Di antara mereka adalah Gianni Infantino, presiden FIFA, badan sepak bola dunia.
Setelah upacara pembukaan yang berisi pidato spektakuler tentang inklusivitas tradisi Badui, di dalam stadion yang dirancang agar terlihat seperti tenda tradisional, Syekh Tamim menyampaikan nada yang sama dalam pidato singkatnya.
“Betapa indahnya bagi orang-orang untuk mengesampingkan apa yang memisahkan mereka untuk merayakan keberagaman mereka dan apa yang menyatukan mereka pada saat yang sama,” katanya.
Pada puncak krisis Qatar, kolom surat kabar bahkan menyarankan untuk menggali parit sepanjang perbatasan 87 kilometer dan mengisinya dengan limbah nuklir.
Sementara gertakan retoris itu menunjukkan seberapa dalam kemarahan mengalir di wilayah tersebut di tengah perselisihan - yang menurut penguasa Kuwait saat itu hampir memicu perang.
Akarnya berasal dari sikap Qatar dalam mendukung kaum Islamis yang naik ke tampuk kekuasaan di Mesir dan di tempat lain setelah Musim Semi Arab 2011.
Baca Juga: Presiden FIFA Yakin Gelaran Piala Dunia Qatar Akan jadi yang Terbaik!
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Associated Press