> >

Malaysia Tegang Menunggu Penghitungan Suara Pemilu, Tingkat Kehadiran Pemilih 70 persen

Kompas dunia | 19 November 2022, 20:15 WIB
Malaysia sejak Sabtu sore dalam keadaan tegang dan harap-harap cemas menunggu KPU Malaysia melakukan penghitungan suara, setelah lebih dari 14 juta orang atau 70 persen jumlah pemilih di seluruh negeri memberikan suara mereka untuk Pemilihan Umum ke-15.(Sumber: AP Photo/Vincent Thian)

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Malaysia sejak Sabtu (19/11/2022) sore dalam keadaan tegang dan harap-harap cemas menunggu komisi pemilihan umum (KPU) Malaysia melakukan penghitungan suara, setelah lebih dari 14 juta orang atau 70 persen jumlah pemilih di seluruh negeri memberikan suara mereka untuk Pemilihan Umum ke-15.

Seperti laporan Straits Times, Sabtu (19/11/2022), hasil awal dari persaingan paling ketat dalam sejarah pemilihan Malaysia mulai mengalir, karena tiga koalisi utama dan sejumlah partai kecil bersaing untuk membentuk pemerintahan kelima.

Rekor 945 kandidat dinominasikan untuk mencalonkan diri memperebutkan 222 kursi parlemen, sementara lebih dari 21 juta orang berhak memilih.

Namun, hanya 220 kursi parlemen yang diselesaikan pada hari Sabtu (19/11)

Pasalnya, pemungutan suara dihentikan di daerah pedesaan Baram, Sarawak, karena cuaca buruk dan banjir.

Sementara itu, pemilihan di Padang Serai, Kedah, ditunda hingga 7 Desember setelah calon anggota parlemen dan Pakatan Harapan Karupaiya Mutusami meninggal pada Rabu (16/11).

Antrean panjang di pusat pemungutan suara secara nasional sejak dini hari menunjukkan lonjakan minat, meskipun ada laporan kelelahan politik sebelum dua minggu kampanye resmi yang dimulai pada 5 November.

Baca Juga: Malaysia Gelar Pemilu Hari Ini, Koalisi Partai Bersaing Sengit Memperebutkan Suara Pemilih Muda

Seorang relawan koalisi Pakatan Harapan membagikan bendera dalam kampanye pemilihan umum di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu, 16 November 2022. (Sumber: AP Photo/Vincent Thian)

Pada pukul 16.00, Komisi Pemilihan Umum mengatakan jumlah pemilih mencapai 70 persen, atau 14,7 juta pemilih, melampaui 12,3 juta yang memberikan suara mereka pada tahun 2018.

Meskipun lembaga survei pada hari Jumat memperkirakan Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin Anwar Ibrahim kemungkinan akan meraih kursi terbanyak parlemen, namun belum cukup untuk membentuk pemerintahan. Berbagai lembaga survei juga memperingatkan lusinan daerah pemilihan masih terlalu terlalu ketat penghitungan suaranya.

“Pemilihan adalah kehendak rakyat. Kita harus menunggu keputusan mereka. Saya sangat optimistis melihat tingkat dukungan di seluruh negeri,” kata Anwar Ibrahim kepada wartawan setelah pemungutan suara di kampung halamannya di Permatang Pauh, Penang.

Mantan wakil perdana menteri itu berharap merebut kursi Perak Tambun dari caretaker Menteri Pemuda dan Olahraga Faizal Azumu, sebagai bagian dari strategi berisiko tinggi oleh koalisinya untuk menguasai negara bagian tersebut.

Jika Pakatan Harapan (PH), Barisan Nasional (BN) yang dipimpin UMNO yang berkuasa, dan Perikatan Nasional (PN) yang dipimpin mantan PM Muhyiddin Yassin semuanya gagal meraih setidaknya 112 kursi agar mendapat mayoritas parlemen.

Diperkirakan, periode negosiasi yang berlarut-larut untuk membentuk pemerintahan akan terjadi mulai hari Minggu.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU