> >

Demonstrasi Iran Kian Agresif, Rumah Ayatollah Khomeini Dibakar

Kompas dunia | 19 November 2022, 18:32 WIB
Rumah Ayatollah Khomeini dilaporkan telah dibakar oleh demonstran antirezim di Iran. (Sumber: The Guardian)

TEHERAN, KOMPAS.TV - Demonstrasi anti antirezim di Iran semakin agresif, bahkan hingga membakar rumah Ayatollah Khomeini.

Demonstrasi antirezim di Iran yang telah terjadi selama dua bulan masih belum menunjukkan akan berakhir.

Rumah dari Ayatollah Khomeini yang sekarang dijadikan museum di Kota Khomein di Provinsi Markazi barat terlihat dilalap api pada postingan di media sosial, Kamis (17/11/2022).

Dikutip dari The Guardian puluhan demonstran terlihat berkumpul dan bergerak beriringan di dekat rumah yang terbakar.

Baca Juga: Xi Jinping Bertemu Wapres AS Kamala Harris, Diminta Jaga Komunikasi Terbuka China dan AS

Khomeini dilaporkan lahir di rumah di kota Khoemin, yang merupakan asal nama belakangnya, pada pergantian abad.

Ia kemudian menjadi ulama yang sangat kritis terhadap Shah Mohammad Reza Pahlavi yang didukung Amerika Serikat (AS).

Khomeini pun pindah ke pengasingan di Prancis dan kembali pada 1979 dengan kemenangan setelah memimpin revolusi Islam.

Rumah tersebut pun kemudian dijadikan museum untuk menghormati Khomeini.

Namun, tak dijelaskan apa saja kerusakan setelah rumah itu dibakar.

Namun kantor berita Iran, Tasnim membantah adanaya kebakaran dan mengatakan pintu dari rumah bersejarah itu masih terbuka untuk pengunjung.

“Media kontrarevolusioner mencoba membuat kekacauan dengan menyebarkan kebohongan dan informasi palsu,” bunyi Wakil Gubernur Provinsi Markazi, Behnam Nazari.

Baca Juga: Pemimpin Dunia Diyakini Tak akan Ambil Bagian di Sesi Foto Bersama G20, Tidak Nyaman Kehadiran Rusia

“Pembakaran rumah bersejarah Imam Khomeini, tempat yang memiliki nilai spiritual bagi orang Iran adalah salah satu kebohongan itu,” tambahnya.

Demonstrasi tersebut muncul pertama kali disebabkan karena kematian Mahsa Amini, yang tewas saat ditahan oleh polisi moral Iran karena tak memakai jilbab di depan umum.

Demonstrasi antijilbab pun muncul karena kemarahan kewajiban menggunakan hijab yang diperintahkan Khomeini.

Tetapi demonstrasi itu kemudian muncul sebagai gerakan untuk mengakhiri Republik Islam tersebut, dan menjadi demonstrasi terbesar di Iran sejak revolusi pada 1979.

Penulis : Haryo Jati Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : The Guardian


TERBARU